hujan bulan juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

-sapardi djoko damono, hujan bulan juni-


tiba-tiba saja waktu saya buka-buka facebook terlintas untuk mampir ke tempatnya beliau ini..

hm..

meskipun di sini ga' lagi hujan, dan meskipun sekarang belum bulan juni, puisi beliau ini terasa meresap di dalam hati..


beberapa kali dalam waktu senggang saya mencoba untuk menyanyikan dengan lirih puisi ini -sesuai musikalisasi puisi ini yang pernah saya dengar-

diam-diam saya mencoba,'

"tak ada yang lebih indah dari hujan bulan juni, dibiarkannya..."

dan saya tidak pernah tahu kelanjutannya,


tapi sekarang, ketika Allah Menyisipkan pesan kecil di hati saya untuk sekedar mencari bait demi baitnya, ah.. saya benci mengakui ini, tapi saya benar-benar berterimaksih pada beliau..

kenapa?

karena sesuatu yang selama ini saya rasakan sangat sulit untuk diluapkan dan hanya membebat diri saya saja yang kecewa karena tak mampu menuliskan semuanya,

ternyata telah digoreskan secara sederhana jauh hari sebelumnya..

ah.. ternyata untuk hal ini seorang sapardi lebih dulu mampu menemukan kata demi kata yang tepat,

sementara saya? saya hanya bisa berterimakasih padanya, karena telah membantu mengalirkan perasaan yang membebat ini, meski hanya dengan membaca..

Komentar

Postingan Populer