meniti tangga

ada banyak hal tak tertangguhkan di hidup ini. ada banyak hal yang di luar mau kita. ada banyak hal yang melampaui ketegaran kita. tapi toh nyatanya kita masih bisa tahan, kan?

ada banyak paradoks di lakon yang kita jalani sekarang ini. ada banyak masalah. ada banyak hal serius yang memusingkan. tentu bukan suatu yang salah jika akhirnya kadang-kadang terasa amat lelah. cuma mungkin lebih baik menjalaninya dengan tertawa saja daripada terus-terusan mengerutkan dahi mengerutkan tempurung mengerutkan otak. berhusnuzhanlah.

terlalu banyak sakit dan susah di dalam perjalanan ini. terlalu banyak penantian yang terasa terlalu lama. terlalu banyak pengorbanan yang terasa terlalu diabaikan. terlalu banyak ati yang dimakan. terlalu banyak sesak di bawah pelupuk namun tiada jua berhujan.terlalu, terlalu.

saking terlalunya akhirnya setiap orang kelak akan disibukkan dengan urusannya masing-masing. mengejar kebutuhannya sendiri. meninggalkan yang lain..

hidup ini keras,bung. setidaknya itu yang bisa saya lihat dari cerita beberapa teman yang telah banyak diuji meski masih terlampau muda, dari pemandangan pasar sementara menemani ibu belanja -ikan, sayur mahal, penjual yang belum mandi,ayam mati kemarin, tomat bececeran, ludah, satpol pp, deru mesin pemarut kelapa,dagangan busuk,salome dari daging sisa-sisa, dagangan yang belum laku semakin siang semakin murah karena penjual ingin segera pulang,tukang ojek semakin sepi pelanggan karena ibu-ibu sekarang belanja naik motor matic sendiri- , dari gedung-gedung yang semakin tinggi saja dan gelandangan yang semakin tidak punya rumah saja, dari kehidupan pendidikan yang serba mengejar serba bersaing merengkuh predikat SBI segala bahasa inggris segala memakai laptop segala serba internet segala uang sementara masih banyak yang putus sekolah hanya bermain-main di lampu merah atau yang lebih teduh sedikit bermain-main di masjid pinggir jalan, menyusun sepatu-sepatu kinclong orang-orang yang numpang sholat, menunggui sampai si pemilik sepatu selesai beribadah lantas menurunkan jemari berisi lima ratus atau seribu rupiah.

sebenarnya, ada satu yang kurang diaplikasikan manusia dalam hidupnya : bersyukur.
karena memang cenderung tidak memiliki batas kepuasan, maka jadilah manusia menjadi makhluk yang kurang bersyukur. segala kurang ini, segala kurang itu. tidak pernah cukup. cobalah sesekali turun ke pasar pagi, lihatlah di sana betapa orang-orang -anak kecil sampai nenek-nenek- benar-benar harus membanting tulang untuk mendapat uang. betapa satu dua koin seratus rupiah adalah sesuatu yang amat penting.
cobalah sesekali berjalan kaki menyusuri kota anda, lihatlah di sana betapa hidup menggeliat ; bengkel, rumah makan, warung kopi, pangkalan ojek, gerai telepon genggam, bensin eceran, toko pakaian, jual majalah, polisi yang sedang ngepos, toko stationer, fotokopian, pedagang kelontongan.
lalu lihatlah kepada diri anda,
dan semoga setelahnya anda bisa jadi lebih bersyukur dibanding sebelumnya.
ya, seperti kata rian d'massive, syukuri apa yang ada
jangan sungkan untuk bilang terima kasih sama Tuhan, atas mata, hidung, badan, kaki, hati, kesempatan, kesehatan, sakit yang masih lebih ringan dibanding yang lain, makanan yang lebih bergizi dibanding yang lain, kesempatan berpendidikan, pakaian yang lagi-lagi baru, kemapanan fisik, dan keimanan di hati..

untuk sejauh ini saya memang baru bisa melihat. baru bisa mereka-reka bagaimana rasanya. ya,untuk diri saya sendiri, badai yang sebenarnya belum datang, makanya saya masih bisa sok bercuap-cuap seperti orang dewasa. saya tau saya masih terlalu muda, masih lemah. dan Allah belum menurunkan cobaan ketegaran itu untuk saya. namun setidaknya saya sudah mencoba belajar berprinsip. saya percaya sama Allah. dan saya percaya dengan segala keputusan yang saya ambil. saya percaya dengan kemampuan saya sendiri. saya percaya suatu hari nanti sesuatu yang besar akan terjadi di dalam hidup saya. dan saya benar-benar akan menjadi langit, meninggikan semua orang yang telah menuntun saya meniti tangga-tangga. dan saya insyaAllah akan selalu bersyukur padaNya..

Komentar

Postingan Populer