Kau ada di sana, di cakrawala embrio, terbang bersama cinta, cita-cita, harapan, kenangan dan segala jenis hasil rekayasa zat bernama rasa, senantiasa menggelitik jemariku, menjadikannya menderita Parkinson akut setiap kali berhadapan dengan pena dan kertas hanya karena ketidakmampuan menuliskan sesuatu yang membebat hati dan kepala.
Kau ada di sana, memegang kendali inspirasiku, melayang begitu ringan dan begitu sering dan begitu nyata dan juga begitu memuakkannya. Kau lah yang di sana itu, membuatku senantiasa bermimpi indah tentang zat ganjil bernama cinta, menjadikan hariku berwarna selayaknya pelangi yang selalu hadir sesaat setelah badai menerpa, membuatku percaya pada filosofi senja bahwa seperti kehadirannya sore ini, seperti itulah ia akan selalu datang kembali sore esok dan seterusnya. Namun senja adalah momen, dimana segala yang begitu emas dan menakjubkan itu tidaklah dibuat Tuhan berlangsung 24jam sehari, 7 kali dalam seminggu, melainkan hanya sesaat, agar kau memahami betapa senja begitu berharga, betapa ia adalah harapan untuk kembali dinantikan esok harinya, betapa ia adalah momen.
Kaulah inspirasi abadiku. Mata air dalam sahara memoriku. Memberikanku harapan untuk senantiasa mencoba menuliskanmu. Memberiku kekuatan untuk mencari kata di celah pengetahuan yang luas dan menemukannya untukmu.

Komentar

Postingan Populer