setelah bermain

Telah lama aku tidak menuliskanMu. Telah lama hatiku gersang, tak terisi lagi cinta yang menyejukkan. Aku tahu Kau tidak butuh orang macam aku. Aku tahu akulah yang kemarin lalu pergi, berpikir bisa kabur darimu, bermain-main nakal beberapa jenak, lalu kini kembali padaMu dengan pengharapan Kau mau menerimaku lagi.

Aku lah yang bodoh itu, yang selalu sulit menuliskanMu, yang akhirnya memilih menyerah, menulis yang ringan-ringan saja, yang objeknya tidak sedahsyat diriMu, sehingga lebih mudah kucari dan kurangkai kata-kata karenanya. Namun seperti orang tua yang mengenali setiap sel kaadaan anaknya, seperti itulah Kamu membiarkanku pergi, membiarkanku bermain sesukaku, Menjagaku cukup dari jauh, lalu dengan penuh lapang melakukan penerimaan besar-besaran atas kepulanganku kembali.

Sempat kutanya dalam hati, apa mauMu sebenarnya? Apa Kau ingin aku mempermalukan diriku sendiri lalu tertawa puas karenanya? Namun pada detik itu juga Kau langsung Menjawabnya. Bertutur tanpa perlu kata, Memeluk tanpa perlu hadir, karena Kau selalu ada. Kini aku, dengan segala kenakalanku, bekas-bekas bermainku, dan sisa tangis karena jatuh, berupaya mencari jalan pulang ke rumahMu yang hangat.

Sebelah hatiku telah mantap untuk pulang, sebelah hatiku masih ragu karena malu padaMu

Komentar

Postingan Populer