sahabat

mari berbicara kembali tentang kebahagiaan, tentang kehidupan, tentang usia, tentang persahabatan, tentang pilihan.
apa yang kamu cari? apa yang sebenarnya sedang kamu cari?
simple, di antara semua pertanyaan-pertanyaan yang berjejalan dan membuat hati terasa sempit ini bukankah sebenarnya kita sudah memilih? namun mungkin saja pilihan kita akan berubah di kemudian hari. tidak masalah. setiap orang punya jalannya masing-masing kan?

tadi malam saya share dengan seorang sahabat. topiknya, perlukah kita melanggar sesuatu yang bisa lah dibilang prinsip demi mendapatkan sesuatu yang sudah lama kita inginkan? sebenarnya paling sulit kalau ditanya "trus aku harus gimana, mbar?" saya bisa aja sih langsung ngomong, "ya, terserah kamu" atau "ikuti kata hatimu" atau "sudahlah, jalani saja dulu". tapi saya merasa mengerti kalau beberapa sahabat tidak menginginkan jawaban seperti itu. mereka membutuhkan pertimbangan untuk mengambil keputusan. memang bagi beberapa orang sebuah masalah terlihat jelas bagaimana penyelesaiannya, tapi bagi beberapa yang lain, terutama yang benar-benar mengalami sendiri, terutama jika itu masalah hati, mereka sebenarnya sudah mengerti jawaban tentang mana yang benar mana yang salah, tapi perlu cara yang lembut untuk menenangkan hati, meluruskan kembali cara berpikir, dan kemudian semoga keputusan yang diambil adalah yang terbaik. dan saya pikir, di sanalah salah satu letaknya peran seorang sahabat.

ada yang buat saya mikir beberapa hari terakhir ini. di kampus, jujur memang stressor lagi tinggi-tingginya. semua terasa serba mepet, mendesak, serba ga mungkin -tapi sebenarnya mungkin kok-. kita harus kerja cepat, mikir tepat, berdoa, dan menunggu dengan setia. beberapa teman sudah mulai jatuh sakit - karuniakan kesembuhan ya, Allah -, beberapa semakin terasa lemah ditambah masalah-masalah pribadi yang dari luar gak kelihatan, beberapa mulai menghilang pelan-pelan dan jarang datang ke kampus. jujur saya merasa sangat sedih setiap kali mengingat ini. yang lebih membuat sedih adalah beberapa teman yang wussss maju terus tanpa melihat kanan kirinya, ga tanya-tanya kabar temannya, ga pengen tahu kenapa temennya jarang kelihatan, ga pengen bantu mikirin gimana caranya cari solusi buat masalah temennya. dan ketika saya mengeluhkan hal itu di depan beberapa sahabat, salah satu dari mereka  bilang " sekarang ini memang lagi masa-masanya egois,mbar". mendengarnya saya cuma bisa terdiam. egois? ya, mungkin itu jawabannya. mungkin mereka yang gak pernah tanya itu mikirnya gini, "aku sayang kalian, tapi sekarang aku juga lagi banyak urusan, jadi maaf banget ya. nanti kalau urusanku sudah selesai aku akan kembali dan nanyain kabar kalian kok, main sama kalian lagi" but so sorry to say, kalau caranya kayak gitu mungkin waktu kalian baru datang temen kalian udah lama -sorry- mati. dan mikirin mereka yang sudah memutuskan untuk meng-egois-kan dirinya sendiri cuma akan buat saya capek dan mungkin sakit hati tanpa solusi -astaghfirullah-, jadi saya putuskan mulai saat itu gak mikirin lagi mereka-mereka yang gak pernah tanya tentang kabarnya temen-temen. mulai sekarang saya cuma mikir 2: urusan saya pribadi, dan teman-teman yang masih ada di sini, mau fighting sama-sama, mau saling membantu memikirkan yang lain.

kita kembali ke beberapa teman yang lagi bingung sama masalahnya - segerakan jalan keluar bagi mereka ya, Allah-. well, saya akui memang susah-susah gampang menghadapi orang yang lagi punya masalah, apalagi yang masalahnya itu sebenarnya adalah dirinya sendiri. gimana ya? ya emang sudah dari sononya kan tiap orang dikasih sama Allah cara berpikir dan merasa yang berbeda-beda. kadang kita harus bener-bener cerewet, tapi yang lebih sering sebenarnya adalah kita hanya harus ada tanpa perlu bilang apa-apa. diam tapi ada. diam tapi selalu menemani.. membiarkan mereka kalut, tapi selalu ada dalam kondisi apapun. mendengarkan mereka mengeluh, menangis, minta pendapat, dan tidak perlu sakit hati kalau pendapatnya tidak dijalankan. karena inti dari persahabatan adalah menghargai. kamu kenal dia, kamu tahu masalahnya, kamu punya pendapat, kamu kasih saran, tapi apapun yang dia lakukan kelak kamu tetap menghargai itu, tetap jadi sahabat yang sama, tetap ada, tetap lihat dia sebagai orang yang sama. lagi-lagi saya pikir, di sanalah salah satu letaknya peran seorang sahabat.
saya juga sebenarnya bukan tipe teman yang sempurna, tapi saya bersyukur setidaknya saat ini saya memiliki beberapa sahabat yang selalu ada buat saya, yang saya juga berjanji dalam hati untuk sebisa mungkin selalu ada buat mereka.
 

Komentar

Postingan Populer