wahai

sesuatu telah mendera batinku kemarin. begitu hebat, begitu hebat. tentang mengapa aku masih bersedia menunggumu dalam keadaan sesulit ini. wahai, jikalau engkau tahu betapa sempat aku tidak lagi ingin percaya namanya cinta. jikalau engkau tahu betapa sempat aku ingin melepasmu. bukankah hidup hanyalah sebuah kepastian atas ketidakpastian? dan kita manusia seperti kucing-kucingan dengan takdir yang selalu ada melekat dengan diri kita namun bahkan kita tidak tahu apa, tidak tahu bagaimana. wahai, aku tidak pernah tahu dengan pasti apakah benar hatimulah dermaga terakhir kelak perahu ini bersauh. aku tidak pernah tahu apakah waktu akan cukup memberi kita kesempatan untuk benar-benar bertemu di suatu tepi pantai yang sama. namun bersamamu seperti sebuah hal yang tak terbantahkan bagiku. menunggumu adalah sebuah hal yang tak perlu lagi dipertanyakan jika memang harusnya begitu. astaga, wahai, jikalau kamu tahu eapa aku telah dan selalu mencintaimu sepenuh hati, begitu sepenuh hati. jikalau engkau tahu betapa keras usahaku untuk menguji perasaan ini dengan hal-hal yang tidak masuk akal namun pada akhirnya akulah yang terkejut sendiri mendapati kenyataan betapa aku mencintaimu, betapa aku mencintaimu tanpa alasan sungguh tanpa alasan. jikalau engkau tahu betapa tak masuk akalnya perasaan ini. betapa ia sudah merasuk begitu dalam, menggerogoti separuh nalar dan logikaku, menggantiinya dengan pilar-pilar yang begitu kuat mengakar, begitu indah berpilin, begiu mengabadi. betapa hatimu yang tidaklah sempurna namun begitu mampu membuatku jatuh terduduk tertunduk dan setia. cinta macam apakah yang kau tali matikan di tiang-tiang perasaanku ini, wahai? jikalau engkau tahu betapa hatiku adalah hati yang liar untuk menjalani sebuah penantian panjang, betapa hatiku berkali-kali ingin meledak karena menjalani sebuah penantian panjang. namun lihatlah, sebagaimanapun aku ingin menyerah, berontak, melarikan diri, tetaplah aku hanya berputar-putar disini, melangkahkan kaki dengan gelisah, namun jelass aku menyadari bahwa aku tidak akan pergi, aku tidak akan bisa pergi. betapa aku menyadari cara terbaik untuk menghadapi ini adalah mengajari diriku sendiri untuk mendewasa, melapangkan dada seluas mungkin, menunggumu datang. aku tahu penantian ini akan berakhir manis wahai, aku percaya kau akan segera datang, kau akan segera datang

Komentar

Postingan Populer