ada kalanya hatimu sepi.dan kamu gak tau harus ngapain. ini bukan tentang patah hati, karena hatimu sudah lebih dari patah. kamu sudah mencoba lepaskan masa lalu di belakang. tapi kamu belum bisa membuka pintu untuk yang di depan. lagi pula juga belum ada yang ketuk pintu dan membuatmu ingin membukakannya dari dalam. di masa-masa inilah kamu terperangkap. kamu tidak lagi di belakang tapi belum juga maju. kamu ada di relung hatimu yang kosong. gak ada orang untuk kamu ingat-ingat. gak ada teman untuk berbagi. hatimu betul-betul sepi dan kamu gak tau harus ngapain. kamu bisa saja menyibukkan diri. kerja. belajar lagi. mengajari orang. berbagi puisi. tapi manusia selalu punya waktu untuk dirinya sendiri. dan ketika waktu itu datang, kamu jadi betul-betul benci. mencoba tidur gak bisa. makanpun gak selera. bukan. ini bukan karena patah hati, tapi karena kamu mengalami hal yang lebih parah dari itu : hatimu kosong.

lalu kamupun menulis. menjadi lega sedikit karena setidaknya kamu akhirnya bercerita, meskipun hanya kepada dirimu sendiri. ya barangkali ada satu dua yang membacanya tapi menjadi pembaca bukan berarti membuat hati mereka tergerak untuk memeluk hatimu. kadang mereka sendiri takut menghampirimu. karena bagi mereka saat ini kamu terselubung dalam sesuatu yang halus, tak kasat mata, namun jelas adanya. selubung yang kamu ciptakan sendiri, karena kamu masih belum juga ingin membuka pintu itu, seindah apapun teras rumah kamu hias, secantik apapun bunga-bunga di tamannya. kamu menghalangi dirimu dan mereka di luar sana bertemu. kamu menghalangi seseorang yang baik di antara mereka untuk menemukanmu. kamu ingin ditemukan, kamu rindu dirindukan, kamu lelah sendiri, kamu begitu kesepian di lorong ini, dan kamu masih gak tahu harus berbuat apa. padahal jelas-jelas kamu tahu.

kamu hanya masih belum dengar hatimu berkata iya

Postingan Populer