kalau ada yang tanya saya "siapa sahabatmu?" jujur saya akan tidak menjawab secara spesifik sebuah nama, karena saya merasa gak punya, atau bahkan saya merasa kosakata sahabat hampir tidak ada dalam hidup saya, tapi bukan berarti saya gak percaya ya kalau sahabat itu memang ada :) menurut saya kata sahabat adalah salah satu kata yang amat berat lagi dalam maknanya, gak sembarangan, dan sekarang sudah sangat disalahgunakan oleh orang-orang. kalau ada orang di dunia ini yang benar-benar punya sahabat sesuai dengan definisi sahabat yang sesungguhnya, menurut saya, beruntunglah ia :)

saya sendiri secara pribadi memutuskan untuk tidak memanfaatkan kata sahabat untuk saya tempelkan ke jidat siapapun di dunia ini, lalu berkata ke orang-orang "hei itu sahabat saya" atau "hei, saya sahabatnya".
tapi,
kalau saya boleh menjelaskan versi saya sendiri, apakah ada orang yang tidak sedarah dengan saya, yang tidak juga saya anggap sebagai kekasih, tetapi memiliki arti yang sangat penting buat saya, bukan sebagai orang yang selalu ada untuk saya, tetapi sebagai orang yang saya sangat peduli tentang apa saja yang terjadi dengannya, maka di dunia ini saya punya dua.

dua-duanya saya temukan di sekolah menengah pertama.

kalau orang tanya "siapa dia?"
maka dengan santai saya akan jawab "teman"
itu jauh lebih ringan rasanya, mengaku teman tapi melakukan hal lebih dari itu, yang cukup hanya kita saja yang tau
dari pada mengaku sahabat, tapi terlalu banyak tapi..


dua orang ini
yang satu eksis dan punya daya tarik sosial yang besar banget
yang satu introvert akut

disini saya akan membahas yang pertama
sambil menemani dia nego band untuk resepsi


ini foto yang saya ambil di PRB waktu momen jalan berdua kami, yang sudah sangat amat langka sekali terjadi

kita pertama kali bertemu di kelas 1 di smp1 balikpapan. saya masih inget banget, saya orangnya diem dan dia muter-muter kayak gasing. dia yang pertama kali negur saya dan bilang "ambar, ya?" ya, dia sudah tahu duluan nama saya sementara saya gak tau cenderung gak peduli

hubungan kami berlanjut terus sampai kelas 2 sampai kelas 3.
kami sebenarnya jarang bersama, saya lebih sering ngobrol sama yang lain, dia lebih punya banyak teman dari berbagai kalangan, lebih eksis, tapi kalau tiba waktunya untuk kita berdua, ya cukup hanya berdua saja. tidak ada yang lain. berdua membicarakan banyak hal-hal aneh, jalan kaki, makan, mojok, ngobrolin orang-orang, mengutarakan pendapat, saya jadi banyak ngomong, dan dia mengeluarkan dirinya yang asli, yang gak selalu ditunjukan di depan orang-orang.
bersama dia saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa lelah dan tanpa kehabisan bahan ngomong. 
gak pernah ada yang memanggil kami sahabat
saat terpisah di sma yang berbeda dan kuliah pun kita jarang komunikasi
tapi dia selalu jadi yang pertama tahu tentang beberapa hal penting dalam hidup saya, yang saya simpan karena merasa tidak ada orang yang saya rasa cukup pantas untuk diajak berbagi, dan ke dia cukup.
begitupun dia.
tidak perlu semua hal
tidak perlu saat ujian atau kelulusan atau dapat prestasi apa
tapi ketika satu dua hal
yang benar-benar penting itu terjadi,
kita selalu ada
mendengarkan, mengkritik
menyediakan diri menjadi percabangan satu sama lain


dan dia mau nikah bentar lagi, diambil suaminya. mungkin jarak kita akan semakin jauh.
tapi saya tau di antara kita gak ada yang berubah
sampai kapanpun :)

Postingan Populer