Pray For Air Asia

Assalamualaikum
apa kabar dear reader?
sehat?
semoga sehat terus ya..
yang sakit semoga cepat sembuh..
dan yang hilang semoga cepat ditemukan..

Dua hari yang lalu, di hari yang sama ketika berita jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 Surabaya-Singapura mulai menyebar, saya sedang berada di pantai bersama rekan-rekan kantor (yang juga kebanyakan keluarga sendiri) dalam acara family gathering 2014. Salah satu kegiatan kami kemarin adalah naik banana boat. Satu kali main 7 orang; 4 cewek (saya, cita, ismi, tya) 3 cowok (danar, jordi, pak mo) Setelah setahun lebih akhirnya saya bisa merasakan adrenalin (meskipun gak maksimal banget tapi rasanya sudah lebih dari cukup). Seperti prosedur pada umumnya kami pakai baju pelampung, lalu banana kami ditarik oleh motor boat di depan. Motor boat bergerak menyusuri lautan dengan kecepatan sedang, semakin lama semakin jauh dari pantai, melakukan beberapa kali putaran dan di putaran ke sekian dengan kecepatan yang sangat lambat tapi gak tau gimana caranya tiba-tiba saja banana kami terguling BYURR kami bertujuh nyemplung di air.

Sensasi pertama yang saya rasakan adalah hidung saya sakit karena kemasukan air tiba-tiba, lalu sempat agak panik juga karena rasanya seperti kepala saya berada lebih rendah dari kaki. Dalam sepersekian detik sempat berpikir "wah seriusan nih tenggelam?" tapi kemudian langsung terpikir "no, ini pake pelampung" dan "buruan naik ke atas sebelum kehabisan napas dan malah kemasukan air". Dalam hitungan detik yang terasa panjang itu akhirnya kepala saya muncul ke permukaan, yang saya lihat pertama kali adalah sepupu saya Cita (kelas 2 SMK), lalu motor boat yang kira-kira sepuluh meter dari kami dengan banana kosong di belakangnya.

Kami mengapung-apung di lautan sambil terus saling mendekat dan berenang menuju banana. Saya menoleh lagi ke sekililing, aman, cowok-cowok sudah menghandle yang cewek-cewek, saya hitung kepalanya dan baru ada 6 termasuk saya. Buru-buru noleh ke belakang dan lega mendapati tya (kelas 1 SMK) di belakang saya. Saya pun melihat kelegaan di matanya karena melihat saya menoleh. Saya tarik tangannya, dan dengan bersemangat dia malah menarik saya balik hampir menenggelamkan saya lagi yang juga belum seimbang. "Ga usah narik, dek, nyantai aja" ujar saya, lalu Tya saya biarkan lebih dulu mendekat ke banana. Orang-orang mulai mencoba naik berbarengan tapi ternyata banananya malah jadi miring karena semua mencoba naik dari sisi yang sama. Di saat ini saya jadi ingat adegan di Film Titanic waktu kapal sudah benar-benar tenggelam lalu Jack dan Rose mencoba bersama-sama menaiki sebuah pintu yang terapung tetapi pintunya malah miring dan keduanya nyemplung lagi ke air. Akhirnya secara insting sepakat yang dibantu naik adalah yang cewek duluan yaitu cewek yang paling muda : Tya.

Sembari menunggu Tya dibantu naik, Saya sama Cita berpegangan dan tidur-tiduran di atas pelampung sambil menengadahkan kepala ke langit. Di tengah lautan biru ini saya berkali-kali menoleh ke sekeliling, subhanallah kita ada di lautan luas yang dalam. Seperti yang sudah sering saya ceritakan, saya ini tipe orang yang punya daya imajinasi tinggi, loncat-loncat, cenderung ngawur, dan sering mudah terbawa emosi dengan imajinasi sendiri. Hasilnya? saya termasuk orang yang takut dengan kedalaman air dan hal-hal ekstrim lainnya. Namun seperti biasa juga, ketika sudah dihadapkan dengan kenyataan imajinasi itu hilang dengan sendirinya, berganti keberanian bercampur rasa penasaran tingkat tinggi. Hasilnya? saya suka mbolang dan mengeksplore hal-hal baru. Seperti saat terapung-apung di laut ini, saya merasa aman sekali, merasa nyaman berada di bawah langit biru, awan putih, lautan yang tenang dan daratan yang tidak terlihat lagi meskipun masih terus mencoba mengendalikan diri untuk ga terlalu sering lihat-lihat ke dalam air agar menahan imajinasi muncul terlalu berlebihan

Di saat diam dalam waktu yang singkat ini terlintas di pikiran saya tentang penumpang pesawat atau kapal yang tenggelam di kejadian-kejadian terdahulu, refleks saja saya membayangkan situasinya, bagaimana ketika mereka pertama kali menyentuh air dalam keadaan tidak siap, dengan pakaian yang tidak cocok untuk berenang, mungkin juga cuaca sedang buruk, belum lagi ada binatang buas. Yang paling terpikir di kepala saya adalah bagaimana penumpang yang panik tercebur ke lautan lalu berusaha meronta-ronta dan yang ada malah semakin tenggelam, mulut terbuka karena panik jadi penuh kemasukan air, tersedak kemasukan air lagi, lalu kaki dan tangan jadi kram karena terlalu banyak bergerak tak tentu arah, akhirnya tenaga terkuras sia-sia. Saya mengayunkan-ayunkan kaki di dalam air perlahan sembari membayangkan betapa beratnya melawan air dalam keadaan buruk macam itu. Saya memain-mainkan tangan di dalam air sembari merasakan dalam keadaan rileks macam ini saja saya mulai kelelahan dan (setelah di pantai merasa kram karena sebelumnya tidak pemanasan dulu). Saya memikirkan ini semua sebelum tau ada berita hilangnya pesawat Air Asia pagi itu.

Kami bertujuh naik kembali ke banana, dan karena asal naik saya dapat posisi duduk paling depan. ternyata duduk di depan lebih menyenangkan karena hembusan angin dan cipratan ombak lebih terasa. Tak ada yang menghalangi. Sesekali saya menatap lama ke dalam air biru sebelum akhirnya menyadarkan diri sendiri dari hayalan muluk-muluk yang mulai muncul, motor boat putih membawa kita kepada pantai. Saya benar-benar merasa rileks dan mencoba menikmati saat-saat terakhir merasakan suasana yang menenangkan ini ketika tiba-tiba BYUUURRR!! kami dibanting lagi dari banana kuning ini. Meskipun sudah jatuh sebelumnya ternyata sensasinya sama saja. Saya mencoba bangun kembali dan melihat motor boat ga terlalu jauh. Petugasnya berkata "berenang saja ya ke pantainya" dan kami pun berenang beberapa meter sampai kaki bisa menapak pantai dengan aman.

Sampai di pantai saya membersihkan diri dan mendapat berita tentang hilangnya pesawat Air Asia. Rasanya seperti bisa membayangkan kondisi penumpang yang mungkin saja sempat mengalami kondisi tercebur di laut. Tangan dan kaki terasa kram dan saya kembali membayangkan penumpang-penumpang yang mengalami hal yang sama di kejadian-kejadian sebelumnya di permukaan bumi ini. Apapun bangsanya, agamanya, pada hakikatnya kita ini sama, kita ini hanya makhluk tuhan yang tidak punya daya upaya apapun tanpa pertolonganNya.

Saya berdoa semoga pesawat Air Asia QZ 8501 beserta penumpang dan seluruh awak pesawat dapat segera ditemukan dalam kondisi terbaik bagaimanapun itu. Saya berdoa semoga keluarga dari korban diberikan ketabahan dalam menghadapi ujian ini dan tim yang melakukan pencarian diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas dan pulang ke rumah. Amin ya rabb..


Postingan Populer