Terpisah dari Suami, Ini Pengalamanku Menyapih Anak Sendirian

halo, apa kabar? :)

lama tidak bersua meski hanya lewat rasa tapi saya percaya kamu baik-baik saja di sana. 

em.. banyak sekali hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini. hal-hal yang mengingatkan saya kepadamu. saya juga percaya pasti banyak yang terjadi di sana, kan? :)

yah..

kemarin ada yang datang ke rumah. dengan niat yang serius. kami tidak saling kenal. tapi dia punya sumber informasi yang baik hingga sampai memberanikan diri datang ke rumah. menemui ibu dan bapak. satu hal yang sangat amat berani. namun dengan satu alasan yang bijak pula ibu tidak menerima dia. dan jujur, saya lega karenanya. serius, ini sungguh gak lucu lagi. ketika semua ini bukan cuma mimpi lagi, ketika semua jelas terjadi di sini, di rumah ini, dan saya lah perempuan yang dibicarakan itu. di satu sisi saya selalu berdoa setiap hari meminta diberi jodoh yang baik, tapi disisi lain saya masih... hmph..

saya tahu kamu gak akan memberi kabar

mungkin juga gak akan membaca ini

seperti saya yang ga memberi kabar

meskipun bedanya saya selalu membaca sekecil apapun tanda semesta demi mengetahui kamu baik-baik saja.

ohya, ada kabar baik satu lagi.

adek baru selesai kkn juga beberapa bulan lalu dan disana dia dipertemukan Allah dengan orang yang sangat baik dan mempermudah segala urusan studinya. usut punya usut ternyata orang itu suka sama adek karena dia tahu adek adalah anak yang berbakti pada orangtua, terutama ibu. saya jadi ingat kamu lagi. gimana kabar ibu bapak? jangan lupa kabari mereka, ya. atau kalau masih canggung menghubungi duluan setidaknya selalu prioritaskan panggilan mereka untuk segera diangkat. jangan lupa solat, sungguh jangan lupa solat. saya disini sedang berusaha mengurangi bacaan fiksi, sedang berusaha belajar memperdalam quran dan hadis. doain ga sementara ya..

baiklah.

salam untuk dita kalau ketemu ya. bilang saya kangen, dan baik-baik saja disini :)