apa yang kulihat darimu sejak awal? ia lah puisi. di kedua mata itu. aku juga tidak tahu pada pertemuan ke berapa puisi itu akhirnya terbaca. begitu nyata. seperti membaca diri sendiri. bukankah kita jatuh cinta pada cerminan jiwa? mungkin dia sudah menyelamiku sejak awal pertama. mungkin memang seperti ini cara Allah menalikan rasa.

aku tidak hendak meminta apapun selain kumohon jangan berubah meski harus banyak menyesuaikan diri pada hidup yang sudah sedemikian rumit. sungguh berjanjilah untuk bersabar dan menemani aku yang kaku ini untuk selalu tertawa. aku pun juga selalu berusaha. 

Komentar

Postingan Populer