dia akhirnya bertanya padaku,
bagaimana jika solatku masih bolong?
bagaimana jika aku melakukan dosa besar di masa lalu?
apakah kamu masih mau menerimaku apa adanya?

ah, aku untuk kesekian kali menghela napas.
bukan, bukan aku lelah
bukan aku keberatan dengan mengetahui keadaan yang sesungguhnya
aku hanya menghela untuk setiap ketidaksempurnaan dalam hidupku
untuk setiap aibku yang sangat rapi ditutupi oleh Allah
sehingga ketika orang baik itu datang
dia sampai-sampai merasa perlu khawatir apakah aku akan menerimanya atau tidak
hanya karena satu dua kesalahan di masa lalu

padahal, sisi burukku sungguh sebenarnya juga masih banyak sekali
padahal, aku pun masih sangat belajar menjadi perempuan baik yang kuharapkan bisa ada tercermin pada diriku
padahal, akupun penuh kekurangan hingga detik ini
padahal, aku sudah sadar dari awal kalau ya dia pasti pernah nakal

yang mungkin dia ga tau bahwa aku melihat seseorang dari potensi kebaikannya
potensi yang ada, bisakah kita berdua menjadi semakin baik sesudah ini?
aku hanya melihat itu.

karenanya aku lebih melihat cara berpikirnya meskipun status pendidikan tentunya penting
karenanya aku lebih melihat keinginannya memperbaiki diri dibandingkan kesenangannya menunjukkan ibadah-ibadah apa saja yang dia kerjakan
karenanya aku lebih melihat kesungguhannya saat mencari nafkah dibandingkan jabatan apa dan sebagus apa kantornya


Komentar

Postingan Populer