Kemarin sore setelah pulang kerja agenda selanjutnya adalah berangkat les. Saya masih bersiap akan sholat asar ketika langit ternyata menurunkan hujan. Saya mengeluarkan desahan kecewa. Lalu ibu menanyakan kepada danar mau ga ngantarin kakaknya ini ngajar dan dia bilang mau. saya melakukan solat sebentar dan setelah sholat usai ternyata hujan sudah reda, tinggal rintik-rintik. Danar sudah siap-siap mengantar namun saya berujar tidak usah. setelah itu saya pergi ke tempat les. 

Di rumah yang dari luar tampak sepi itu saya disambut nenek dari murid saya yang sedang momong cucunya paling kecil, si Tasya. Neneknya Fahri ini masih sangat cantik, berisi, putih, murah senyum, baik banget lah pokoknya. Kemudian saya dan Fahri belajar bahasa inggris. Lepas jam 18.00 masa belajar selesai dan saya pun pamit pulang. Di teras rumah saya bertemu dengan pemilik rumah, budenya Fahri yang bekerja sebagai polwan. Kami sempat ngobrol sebentar tentang aktivitas pekerjaan beliau yang superpadat. Ibu polwan yang kerja kantoran di kantor Kapolda Kaltim itu meski lelah masih bisa mengajak saya ngobrol dengan sangat ramah. Setelah beberapa menit ngobrol saya pun pamit pulang. 

Di perjalanan pulang itu saya merenung tentang betapa Allah sangat sayang sama saya dengan memberikan saya lingkungan yang baik. Allah beri saya keluarga yang sangat baik, lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk perempuan, relasi kerja yang juga sangat baik, dan ah ya tentu saya selalu bersyukur karena diberikan teman-teman relawan yang sudah tidak diragukan kebaikannya. Saya bukanlah orang hebat yang gemar membuat terobosan-terobosan. Saya juga masih miskin karya dan inovasi. Saya memiliki banyak mimpi untuk memberi banyak manfaat bagi orang lain tapi juga belum sebesar itu manfaat yang terlihat. Sejujurnya lah saya memiliki sangat banyak kekurangan yang bisa orang eneg dan kesel. tapi Allah sangat baik dengan memberikan saya lingkungan yang membuat saya berkali-kali bersyukur, berkali-kali mawasdan introspeksi diri. Allah mempertemukan saya dengan orang-orang yang membuat saya malu, senang, kagum dalam hati.

Di usia yang tidak lagi remaja ini, saya masih sering mendapati diri sebagai pribadi yang plinplan, banyak maunya, lebay, galau, malas, rentan, ga stabil lah. Dan untuk hal itu Allah selalu memberi penawarnya lewat ornag lain. Selalu dan selalu Allah kasih hikmah di setiap pertemuan saya dengan setiap orang. Hikmah untuk belajar, untuk menghargai, untuk minta maaf, untuk memaafkan, untuk mengapresiasi, untuk mencontoh, untuk menginspirasi, untuk melecut, untuk introspeksi diri.

Kalau ingat-ingat hal macam ini rasanya jadi malu sendiri sudah mengeluh. Sungguh Allah sudah baik, orang-orang juga baik, diri sendiri masih gini-gini aja. Semoga setiap saat setiap waktu kita selalu menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang mau belajar dan memperbaiki kesalahan, amiin 

Komentar

Postingan Populer