ia sedang berkemas, sembari memandangi sajadah-sajadah yang mulai lengang, langkah kaki yang mulai sepi, shaf-shaf yang tidak lagi terlalu berjejalan.
ia sedang bersiap, sembari memasangkan doa-doa malam dengan setiap bintang, yang ternyata mulai berkurang, tidak lagi terlalu penuh menghiasi langit.
aku memandanginya dari kejauhan, menyadari kita belum berbincang banyak, menyadari mushafku bahkan belum setengah kubaca. 
aku merasa sedih, namun lebih daripada itu aku merasa rugi.
duh gusti, bagaimana ini?

Komentar

Postingan Populer