ada masanya di dalam hidupmu kau ingin diam saja, mungkin hanya ditemani angin. dimasa itu kau merasakan kesedihan dan kesepian yang mendalam. perasaanmu berlarut-larut terbawa arus sunyi yang deras di balik kaca-kaca yang tersimpan dalam bulir hujan, yang ketika pecah lalu dengan jahat merobek hening, melukai benteng angkuhmu yang rapuh. kau berdarah tanpa perlu basah dan menjadi merah. di luar dingin tetapi di dalam kau merasa gerah. gelisah. resah. kecewa. berkecamuk di dalam dada. pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama tiada kembali mengambang di udara, menghalangi pandanganmu dari jendela pemandangan indah. kau tersuruk ke dalam dirimu yang lain, yang kau pikir sudah tidak lagi ada. kau tahu, kau bukan orang yang mudah dibuat kecewa, atau berharap, atau bermimpi. tetapi kau juga tahu, sekali itu terjadi maka semua tidak akan sama lagi. dan kau juga tahu, sekali yang terjadi itu terganggu, dirimu yang di dalam akan kembali berantakan dan entah kapan selesai dirapikan. kau tau kau sudah menumpukan harapanmu pada satu titik, seseorang. dan ketika harapanmu dirusak sendiri olehnya, di sana lah awal kekacauan bermula. kau sudah tau tidak seharusnya kau berharap pada siapapun. tetapi kau juga tau, tak bisa keu hindarkan hatimu sendiri dari harapan ketika kau telah jatuh hati. aksara terbang. tanda baca berantakan. kertasmu berlubang di tengah, dan tinta tercecer di gaun putih yang sengaja kau kenakan untuknya. kau sakit. lagi-lagi sakit karena perasaanmu sendiri. 

Komentar

Postingan Populer