Sebuah Catatan Tentang Sitor Situmorang

Pernah ada kalimat dari seorang yang bijak, kira-kira bunyinya begini, Ada orang yang membaca sedikit buku tetapi ia merasa telah mengetahui segalanya. Hanya seiring dengan semakin banyak buku yang ia baca ia akan menyadari bahwa ia tidak pernah tahu apa-apa.

Saya masihlah tergolong orang yang sedikit membaca, tapi belum-belum sudah merasa tidak tahu apa-apa. Berawal sejak akhir tahun 2015 kemarin, sekitar bulan Desember, saya memulai sebuah aktivitas yang mengahruskan saya memperbanyak referensi tentang profil penulis Indonesia. Karena menjalaninya sendirian, maka saya mengawalinya dari yang mudah-mudah saja sebatas dari buku-buku yang saya baca atau wikipedia yang muncul di google manakala saya mengetik "penulis Indonesia" pada bar pencariannya. Yang saya tulis masih seputar yang saya ketahui, yah, masih sebatas penulis-penulis best seller, beberapa penulis sastra yang umum-umum, dan beberapa penulis asing yang memang sudah sangat-sangat terkenal. 6 bulan berlalu dan referensi saya semakin menipis. Dari hal yang sangat sederhana ini saja saya jadi sadar betapa sedikitnya saya membaca. Betapa sedikitnya pengetahuan saya tentang penulis-penulis negeri saya sendiri.

Pencarian di mesin google pun membawa saya, akhirnya, pada satu titik kesadaran yang cukup menyedihkan; bahwa penulis Indonesia tidak semua terdokumentasi dengan layak. Ternyata mencari-cari profil penulis yang agak lawas-lawas dikit juga lumayan sulit. Sesederhana mencari foto asli yang beresolusi tinggi yang tidak pecah kalau diunduh atau mencari quote dari penulis-penulis lama di dunia sastra Indonesia ternyata tidak semudah yang dikira. Berbeda sekali ketika saya mulai mengetikkan nama-nama penulis asing. Cukup ketik namanya, pasti akan langsung muncul biografi dari wikipedia, deretan foto-foto dari berbagai wartawan (yang tentunya hasil foto-fotonya sangat bagus dan beresolusi tinggi), dan deretan quote-quote dari karyanya juga sangat mudah ditemukan. Singkat cerita mereka terdokumentasikan dengan sangat layak. Biografi dan karyanya mudah diakses. Pun review tentang karyanya juga tersebar di banyak tempat. Kenyataan yang timpang antara penulis Indonesia dengan penulis asing ini jujur membuat saya nelangsa.

Pada akhirnya begitulah cara kesulitan membuat manusia selalu belajar dan berusaha. Demi sebuah nama penulis yang saya kejar saya akhirnya mulai "berusaha sedikit keras" dalam melakukan pencarian terutama di mesin google, misal dengan tidak hanya sekedar menulis namanya, tetapi mulai menelusuri hasil-hasil wawancara yang pernah didokumentasikan para wartawan di masa lalu, menelusuri lebih dalam karya-karya, membaca lebih banyak tulisan dan bukan sekedar biografi yang biasanya juga copy paste dari satu website ke website lain. Setiap kali saya merasa "buntu" karena merasa nama-nama penulis sudah banyak yang saya cari, setiap itu pula saya selalu sadar bahwa masih ada sangat banyak penulis yang belum saya kenal. Bukan salah mereka, tetapi saya saja yang memang masih sedikit membaca dan mengetahui.

Melalui jalan-jalan sembarangan di dunia maya saya akhirnya mengetahui nama-nama penulis Indonesia selain Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer. Saya juga dapat penyakit kaget setelah selintas-selintas ketemu berita mulai dari kasus yang menjerat Sitok Srengenge hingga kegaduhan sejarah Lekra dan Manikebu. Tidak, tidak banyak juga yang sudah saya ketahui. Malah semakin hari pencarian nama-nama penulis ini semakin menyadarkan saya bahwa saya memang benar-benar belum kenal betul dengan dunia sastra yang saya gadang-gadang sangat saya cintai ini. Malu juga rasanya.

Pencarian berlanjut, dan hari ini saya menemukan satu nama "Sitor Situmorang". Seperti kebanyakan nama lainnya seperti Arjmin Pane, A.A Navis, Umar Kayam, Remy Sylado dan lainnya, reaksi saya selalu rasanya familiar,  seperti pernah dengar, dengan nama penulis satu ini. Mungkin memang seseorang pernah mengucapkan namanya di sebuah obrolan di masa lalu, atau mungkin saya memang pernah membaca namanya di sebuah buku di perpustakaan manalah atau di artikel manalah. Tidak banyak yang bisa didapat tentang Sitor Situmorang selain info standar tanggal lahir dan kota asal, atau beberapa puisi yang ditemukan sama di beberapa website berbeda. Saya belum menemukan data yang saya cari mengenai beliau hingga akhirnya saya sampai kepada sebuah puisi yang dari hasil baca-baca pula menurut para sastrawan lainnya adalah karya terbaik beliau. Terselip di dalam buku terbaik beliau berjudul sebuah Surat Kertas Hijau (1954) puisi berjudul sama dengan judul bukunya.

SURAT KERTAS HIJAU

Segala kedaraannya tersaji hijau muda
Melayang di lembaran surat musim bunga
Berita dari jauh
Sebelum kapal angkat sauh

Segala kemontokan menonjol di kata-kata
Menepis dalam kelakar sonder dusta
Harum anak dara
Mengimbau dari seberang benua

Mari, Dik, tak lama hidup ini
Semusim dan semusim lagi
Burung pun berpulangan

Mari, Dik, kekal bisa semua ini
Peluk goreskan di tempat ini
Sebelum kapal dirapatkan
1953

Rasa familiar membuncah ketika membaca setiap bait karena kira-kira satu tahun yang lalu seseorang sempat mengirimkan saya penggalan puisi ini, yang waktu itu saya belum tahu ternyata karya milik Sitor Situmorang. Mendapati puisi ini, dengan sedikit berlebihan membuat saya merasa memiliki ikatan khusus dengan beliau. Saya betul-betul suka puisinya selama satu tahun tapi saya samasekali tidak tahu nama penyairnya. Karena itulah saya memutuskan mencari lebih dalam tentang sosok Sitor Situmorang. Beberapa artikel dan hasil wawancara beliau saya baca, terutama tentang besarnya perhatian beliau kepada dunia politik Indonesia, perbandingan karya-karya beliau dengan Chairil Anwar pada masanya, dan pendapat para sastrawan lainnya tentang tulisan-tulisan seorang Sitor Situmorang. Pada suatu titik akhirnya saya menemukan satu lagi puisi yang sangat sederhana dan menggugah, puisi yang kemudian menjadi favorit saya dari beliau sejauh ini.

sumber Benzbara

Belum juga banyak yang saya ketahui tentang beliau dan penulis-penulis Indonesia lainnya, namun perjalanan yang disebabkan project pribadi ini ternyata sungguh pengalaman yang menyenangkan untuk saya pribadi. Semoga motivasi mendapatkan data-data untuk project ini dapat mengantarkan saya kepada petualangan yang lebih jauh dan mendalam tentang dunia sastra negeri kita.

Komentar

Postingan Populer