Quote-Quote Hidup

Siang ini di antara pekerjaan-pekerjaan di kantor sesekali saya, seperti biasa, melipir main ke media sosial sekedar untuk melepas penat sejenak. Di instagram kemudian saya menemukan satu quote berbunyi people come into your life for a reason. Seperti biasa kemudian secara random pikiran saya meloncat kesana kemari di dalam tubuh kecil yang kenyataannya sedang duduk manis ini. Betul adanya, setiap orang yang datang di kehidupan kita pasti membawa satu alasan. Beberapa untuk menjadi teman hidup, beberapa mungkin sekedar mampir dengan hikmah pelajaran. Beberapa akan menimbulkan kebahagiaan beberapa membawa rasa tidak menyenangkan. Beberapa hadir untuk membantu kita melakukan sesuatu, beberapa mungkin ada karena kita lah kunci baginya menemukan jawaban-jawaban. Saya betul-betul percaya itu.

Dan di siang hari yang lumayan mendung ini pikiran saya melayang jauh mengingat beberapa orang yang kemudian saya sadari memberi dampak baik dalam kehidupan saya pribadi. Ada beberapa orang yang tanpa mereka sadari telah mengatakan sekedar satu dua kalimat, namun hingga kini terekam dengan baik sebagai penyemangat. Mereka tanpa sadar sudah menjelma menjadi quote-quote hidup dalam kehidupan saya pribadi.  Mungkin bagi orang lain kata-kata mereka tidak berdampak besar, bahkan mungkin si pemilik quote sendiri tidak ingat pernah mengatakan kalimat-kalimat sakti kepada saya. Sungguh tidak masalah. Bagi saya mereka adalah role model dan nasihat sederhana yang diberikan dari mereka sangat membekas dan menguatkan. Izinkan saya menuliskan ingatan itu


1. "Do your best and forget it" (Yusna Naim)

Mba Yusna adalah seorang relawan pendidikan di Kota Balikpapan. Bergelut bersama bendera Kelas Inspirasi, Turun Tangan, Akademi Berbagi, Dari Balikpapan Untuk Indonesia dan tak terhitung menjadi tokoh di belakang layar untuk berbagai komunitas pendidikan dan lingkungan semacam Green Generation, Balikpapan Menyala, IMKaltim dan entah berapa banyak lagi komunitas dan ruang-ruang hidup lainnya yang tentu tidak saya ketahui semuanya. Terlepas dari semua bendera komunitas itu saya masih melihat Mba Yusna berdiri sebagai pribadi yang mandiri dalam keluarga, hangat dalam pertemanan, kritis, galak, cerewet, ceplas ceplos sekaligus paling mampu bernegosiasi dengan lembut, penuh kepedulian, dan samasekali bukan banci panggung.

Pernah pada suatu hari Mba Yusna menuliskan dalam chat di grup, setelah satu masa-masa sulit dalam komunitas, Mba Yus sekedar bilang pada kami, yang saya tau waktu itu adalah saya, Aan, dan sekedar beberapa gelintir lainnya. Do your best and forget it. Satu kalimat magis yang tertulis itu seketika masuk tepat ke dalam hati, dan bahkan jika tidak ditahan waktu itu airmata saya bisa saja menetes tidak terkendali karena itulah yang betul-betul sedang saya rasakan. Hal yang sulit bagi beberapa orang ketika kita sudah melakukan sesuatu sebaik-baiknya tetapi tidak mendapatkan apresiasi yang positif dari orang lain. Sama sulitnya dengan kondisi ketika kita sudah berjuang berdarah-darah tetapi yang disorot adalah bagian dari usaha kita yang tampak tidak maksimal. Kondisi yang lainnya juga ketika kita sudah berjerih payah demi komunitas tetapi tidak ada kepuasan di dalam hati yang kita sendiri tidak tau apa penyebabnya. Berkali-kali hal kondisi macam ini terjadi dalam kehidupan kerelawanan dan saya selalu ingat kata-kata Mba Yusna yang satu ini. Do your best and forget it. 

Siapa sih yang bisa dengan mudah melupakan kebaikan yang dilakukannya? Itu sulit. Sesulit melupakan kesalahan orang lain ke kita. Dan itulah yang diajarkan Mba Yusna. Lakukan yang terbaik, tidak peduli orang bilang apa. Lakukan yang terbaik bahkan meskipun kamu melakukannya sendirian. Lakukan yang terbaik dan lupakan. Bahkan ketika misalnya kita ragu dengan apa yang kita lakukan sejauh ini. Cukup ingat saja untuk lakukan yang terbaik dan lupakan. Mengapa begitu Mba Yusna ngomong kalimat ini rasanya langsung mengena? Karena Mba Yusna sendiri juga mempraktekkannya. Itulah yang saya saksikan sendiri selama ini. Mba Yusna selalu melakukan yang terbaik dan cepat melupakan kebaikannya sendiri. Tetapi segala sesuatu yang dari hati selalu sampai juga ke hati, kan? Maka meskipun Mba Yusna telah melupaka apa yang dilakukan, tetapi jejak-jejak kebaikannya selalu membekas dimana-mana, dan itulah, yang saya lihat sendiri, sampai saat ini, mengapa begitu banyak yang kenal beliau, dan sayang padanya. 

2. "Jangan takut ide kita dicontoh orang lain, jangan takut melepaskan semuanya selama itu untuk kebaikan" (Errie Riyani)

Sejak pertama kali ketemu Mba Errie, saya sudah menyadari bahwa Mba Errie terlahir sebagai orang yang memiliki kharisma tersendiri dan tidak semua orang memiliki itu. Mbak Errie sanggup menginisiasi sesuatu, mengumpulkan orang-orang, memimpin mereka untuk melakukan apa yang menjadi rencananya, dan membuat orang-orang itu bertahan hingga berkontribusi lagi lagi dan lagi. Saya sering sekali mencoba memelajari cara Mba Errie bicara, bernegosiasi, meminta tolong, menawar, meminta maaf, memaafkan dan semua bentuk attitude baik lainnya tetapi saya sadar saya tidak bisa meniru kharisma yang dimilikinya sejak awal. Mba Errie adalah salah satu orang paling produktif, tidak bisa diam, solutif, namun sangat sangat sangat rendah hati dalam hidup saya. Menjadikan Mba Errie sebagai role model bukanlah sesuatu yang keliru. 

Dalam perjalanan mengenal Mba Errie saya banyak melihat beliau dalam menyikapi berbagai permasalahan yang datang. Satu hal yang paling saya kagumi adalah Mba Errie memiliki hati yang sangat luas untuk menerima siapapun, entah itu orang yang baru dan asing samasekali bahkan sampai orang-orang yang sudah lama hilang dan tiba-tiba datang lagi. Di perjalanan berkomunitas pula kami menemui banyak orang dengan banyak tujuan pribadi. Ada yang datang murni untuk berbagi, ada yang mau cari jodoh, ada yang penasaran dan sekedar ingin membuktikan, ada yang mencari teman karena kesepian, ada yang cari panggung, dan ada yang secara sadar atau tidak malah menjadi benalu.

Menghadapi semua orang ini rentan memicu tabrakan, gesekan pendapat, bahkan saling klaim ide baik. Untuk hal ini Mba Errie selalu memberi pesan kepada kami, "jangan takut ketika kita punya ide baik lalu ide itu diduplikasi orang. Berbanggalah karena itu berarti ide kita diakui bagus." Jangan ditahan, jangan dikekang, tidak perlu diklaim karena apa sih ide itu juga sebenarnya asalnya dari Allah hanya saja turun di kepala kita. Mba Errie adalah orang yang saya kenal paling banyak menyebarkan virus baik. Tidak terhitung lagi sudah berapa banyak tempat yang diinisiasi untuk Kelas Inspirasi dan Penyala, tidak terhitung berapa banyak orang yang didukung, belum lagi project-project rahasianya. Mba Errie selalu santai-santai saja ketika akhirnya titik-titik yang dicetuskannya tumbuh besar dan akhirnya disana orang-orang saling membanggakan diri. Mba Errie santai saja meski banyak sekali ide-idenya diduplikasi dan tidak perlu ada namanya di sana. Dari Mba Errie saya belajar bahwa orang besar akan selalu berfokus pada perubahan besar dan mimpi-mimpi besar. Hal-hal kecil macam itu samasekali tidak mempengaruhinya sedikitpun alih-alih malah senang karena berarti virus kebaikan yang memang ingin disebarkannya telah bereaksi dengan baik. 


3. "Apapun yang kamu rasakan, tulislah" (Agustinus A. Sudarsa)

Pernah ada masa yang sangat sulit bagi saya, sebuah masalah pribadi, yang entah mengapa waktu itu saya memercayakan Mas Agust sebagai tempat curhat. Sepanjang 25 tahun usia, bagi saya masa tersebut adalah salah satu masa yang berat dan saking terasa beratnya sampai memengaruhi psikis dan keseharian saya. Memiliki Mas Agust sebagai tempat curhat sungguh sesuatu yang saya syukuri saat itu karena meskipun saya larut dalam kesedihan, saya tau ada satu orang yang "menjaga" saya untuk "stay on the track". Saya terhindar dari pelampiasan berlebihan karena kesedihan mendalam. 

Bermalam-malam selama hampir dua bulan saya sering mengganggu beliau sekedar untuk mengeluh mengeluh dan mengeluh. Di tengah kesedihan itu beliau membimbing saya untuk mandiri menyembuhkan diri sendiri dengan cara yang paling mudah untuk saya lakukan, yaitu menulis. Mas Agust sering bilang, " menulislah Mbar, tuliskan kesedihannmu. Apapun yang kamu rasakan, tulislah." Dan itulah saja satu-satunya yang bisa saya lakukan waktu itu. Setelah menulis begitu banyak yang hampir semuanya juga tidak memiliki bobot karena hanya berputar-putar sekitar rasa sedih, kecewa, dan sakit, syukur alhamdulillah perasaan saya berangsur membaik,psikologis membaik, dan aktivitas keseharian pun membaik. Sejak saat itu saya memiliki hubungan yang baru dan setingkat lebih tinggi dengan dunia tulis menulis. Dimulai dari hobi, menulis kemudian menjadi terapi.  


4. "Santai, Am" (Ceng Romli) 

Dulu saya sering sekali melakukan sesuatu sambil bertanya-tanya, betulkah yang saya kerjakan ini? Apa keuntungannya buat saya? Apakah yang saya lakukan ini memang layak diteruskan? dan berbagai kegelisahan yang sebenarnya muncul hanya karena hati saya belum luas untuk melakukan sesuatu dengan ikhlas. Belum lagi kalau ada yang merespon negatif apa yang saya lakukan, saya pasti langsung uring-uringan, sedih, dan mutung sendiri. Saya pernah juga ada di fase melakukan sesuatu dengan mengharapkan apresiasi orang lain, gelisah ingin pamer, ingin mendapatkan pengakuan. Searah dengan mengingat kata-kata Mba Yusna di poin 1, masalah ini kemudian teratasi pula setelah saya bertemu Aceng

Bagi saya Aceng adalah salah satu orang di dunia yang betul-betul tahu saya nyaris nyaris semuanya (pola pikir, pola rasa, mimpi-mimpi, rencana-rencana, kesibukan sehari-hari, masa lalu, kehidupan keluarga, siapa saja yang betul-betul dekat dengan saya, dll). Meski tempo perkenalan kami sebenarnya masih sangat baru (satu tahun) tapi Aceng adalah salah satu orang yang paling bisa saya percaya untuk membuka diri lebih jujur apa adanya. Sementara itu saya sendiri mengenal Aceng sebagai orang yang paling mudah ikhlas dalam memberikan sesuatu dari dirinya dan paling sederhana dalam menyikapi masalah. Ia seringkali menyebut dirinya malas, tidak solutif dan tak berbakat, tetapi saya menganggapnya rendah hati. 

Aceng termasuk salah satu orang yang paling tau semua project-project yang sedang saya kerjakan. Pernah di antara sekian banyak project tersebut ketika saya menceritakannya, Aceng menitipkan satu pesan, tetap lakukan semuanya dengan santai. Kalimat itulah yang hingga saat ini saya pegang ketika tensi pekerjaan sedang tinggi-tingginya. Ya, santai. Jika ada satu kata yang sepertinya baru saya kenal maknanya secara baru dari Aceng, maka santai lah jawabannya. Santai adalah istilah yang paling paling paling sering diucapkannya sepanjang perkenalan kami. Ketika susah, santai. Ketika disalahkan, santai. Ketika banyak deadline, santai. Ketika panik, santai. Ketika kecewa, santai. Pun ketika dipuji, santai. Santai saja. Santai dan jangan buru-buru. Santai dan tidak perlu merasa hebat. Santai dan tetap kerjakan semuanya sebaik-baiknya. Mengenalnya membuat saya belajar ikhlas lebih banyak. Bahwa segala sesuatu tidak perlu lantas dibangga-banggakan ke orang lain. Ya sudah, santai, yang penting dikerjakan saja kalau memang itu baik dan menyenangkan. 

Ia membahasakan semua kerendahatian itu sebagai santai. Sementara saya sendiri menangkap makna yang lebih dalam dan membumi di balik kesederhanaan istilah itu. Santai yang selama ini dipakai untuk mewakili suasana yang cenderung tak acuh, lepas tanggungjawab, dan tak siaga namun malah terdengar sebaliknya di telinga saya. Setiap kali saya mengeluh sesuatu, cukup dengan mendengar Aceng berkata "santai, Am" (dengan cara yang betul-betul santai dan slengekan) saya bisa dengan segera mendapatkan ketenangan, dapat berpikir jernih, mulai mengikhlaskan masalah-masalah sebagai sesuatu yang toh akan lewat dan segera kembali ke niat semula melakukan semua project-project ini dengan lebih tenang dan yakin. Santailah ketika menghadapi masalah dan santailah tak perlu sibuk pamer dan memuji diri jika berhasil.


Yap, empat quote itulah yang seketika terpikir saat membaca random post di instagram tadi. Semoga dan sungguh semoga keempat orang ini sehat selalu sehat dan selalu sehat, senantiasa dimudahkan rezekinya agar semakin mudah pula membaginya kepada orang lain. Amin..

Komentar

Postingan Populer