Cocok?

Sejak semalam saya mendadak ingat sebuah obrolan dengan seseorang beberapa bulan yang lalu. Waktu itu saya sedang patah hati dan entah kenapa kalau patah hati paling suka melarikan diri ke orang satu ini. Mungkin karena saya pikir beliau sudah sangat dewasa untuk memahami ke-ababil-an saya dan tetap saja sanggup dengan sabar meladeni saya yang sok ingin berbicara layaknya orang dewasa padahal sebenarnya masih sangat kekakan-kanakan ini. Well then, perbincangan itu tentang hubungan antara lelaki dan perempuan. Bapak Agust, seperti yang selalu diucapkannya pada setiap perbincangan kami sebelum-sebelumnya, hari itu kembali mengulang sabdanya, bahwa tidak akan pernah ada dua manusia yang benar-benar cocok di dunia ini. Setiap individu pasti memiliki kebenaran tersendiri di dalam kepalanya masing-masing, tak terkecuali pasangan hidup kita sendiri. "Aku selalu nda klik kalau ada yang berpisah dengan alasan sudah nda cocok lagi. Kita ini, manusia, memang dari awal ga akan pernah benar-benar cocok sama siapapun. Jadi jangan pakai alasan ga cocok lagi untuk berpisah." 

Lalu saya diam..

..dan beliau melanjutkan, "Lihat aku sama Nina. Aku Sunda Nina Jawa. Dari makanan aja kami sudah ga cocok. Nina terbiasa dengan sayur yang bisa dipanas-panasin berhari-hari, aku sukanya makanan yang fresh dan sekali makan aja." 

Saya masih diam dan ingat, bahkan Mba Nina memiliki sakit asma tapi bapak Agus masih saja seorang perokok sampai sekarang. 

Beliau melanjutkan, "Aku sama kamu aja juga sudah jelas beda banget toh."

Saya refleks mengangguk. Jelas dari yang mendasar, kepercayaan kami saja berbeda. Tapi gak pernah ada yang salah karenanya. 

Dan beliau melanjutkan, "setiap orang pasti beda, tapi yang menyatukan adalah kompromi. Di dalam berhubungan, dengan siapapun, buka ruang kompromi sebesar-besarnya. Kalau kita ga bisa berkompromi, dengan siapapun kita ga akan pernah cocok"

Ingatan saya berhenti sampai pada kata-kata ini. Ingatan yang membuat saya kembali merenung dalam. Ya, tidak pernah dan sungguh tidak akan pernah ada orang yang benar-benar cocok. Sekecil apapun pasti kelak kita harus melakukan penyesuaian, seperti air yang menyesuaikan diri dengan wadah tempatnya berada. Seumur hidup manusia akan selalu beradaptasi dengan lingkungan, dengan alam, dengan perkembangan zaman, dengan teman hidup dan bahkan dengan dirinya sendiri. Adalah sesuatu yang keliru jika mencari teman hidup dengan kriteria cocok, karena cocok itu.. wah.. luas banget.. dan rumit banget.. Jadi, akhirnya keingetan juga dengan Mba Errie yang pernah kasih nasehat, "Jangan lihat perbedaannya, tapi lihat persamaannya. Persamaan itu, sesederhana apapun, peganglah kuat, dan yakinlah. Lihat aku dan Cak Budi, kami berbeda banget kan, tapi kami memiliki beberapa persamaan dan dengan itu kami bertahan."


Komentar

Postingan Populer