langit putih

tak hendak kemana-mana ia, yang tertakdirkan untukmu. jika memang kamu lah rumahnya, maka menemukanmu akan menggenapi kepingan yang belum utuh dan menjadikan dirinya pribadi yang genap. jika memang kamu lah rumahnya, maka pergi sejauh apapun hanya akan menuntun langkahnya semakin dekat kepadamu. begitu juga kamu. kamu yang belum baik dan masih memiliki begitu banyak kekurangan. kamu yang membawa pecahan hatimu sendiri dengan sisa kepercayaan dan keyakinan yang masih belum sembuh benar. kamu yang tersaruk melangkah dengan rantai keraguan, kecewa, takut, marah, dan curiga sisa trauma masa lalu di pergelangan kakimu. bertemu dengannya akan membuatmu sembuh, dan pertemuannya denganmu akan membuatnya utuh.

semua tidak harus dimulai dengan sempurna, karena kata sempurna itu sendiri tidak pernah benar-benar ada.

di persimpangan ini, di keramaian hilir mudik orang berganti, kau dan dia menautkan harap yang sama ke langit putih, kemudian entah bagaimana caranya kalian bertemu di titik yang sama pada akhirnya. kau dan dia yang sama-sama ragu, sama-sama takut saling menyakiti, sama-sama khawatir, sama-sama mencoba mereka-reka, meraba kemungkinan demi kemungkinan apakah ini layak untuk dilanjutkan.

kau dan dia yang tidak tahu mana yang salah dan mana yang benar, selain hanya berpegangan erat pada harap yang telah ditautkan di langit putih. jika bertemu maka bertemulah, jika tidak ikhlaskanlah

Komentar

Postingan Populer