2016, tahun kegelisahan

Selamat pagi, hari kedua di Bulan Desember. Apa? Desember? Ya. Desember. Mengerikan sekali ternyata menyadari Desember sudah kembali lagi. Cepat banget ga sih? Rasanya seperti langsung dijejal pertanyaan bertubi-tubi, udah ngapain aja sepanjang tahun ini? Ya.. tahun ini.. 2016. Apa yang aku lakukan?

Kalau dipikirkan kembali 11 bulan yang sudah berlalu, sebenarnya banyak sekali hal yang sudah terjadi. Bisa dikatakan tahun ini adalah tahun pertemuan. Di tahun ini saya banyak bertemu orang baru. Di tahun ini tanpa direncanakan saya banyak ke tempat baru. Tahun ini saya mendatangi beberapa kota untuk pertama kalinya seperti Jakarta (iya Jakarta, ga usah heran gitu ah haha), Bogor, Bandung, bahkan Palu. Tahun ini entah berapa banyak figur inspiratif yang saya temui, Bang Ridwan Alimuddin, Kang Maman, Aan Mansyur (untuk kedua kalinya), Gol A Gong, Mba Ainun, Andi Malewa, Agung Hapsah, Mba Dzikry El Han, dan beberapa sosok inspiratif lainnya. Tahun ini tanpa direncanakan pula masih berkesempatan main ke alam ; camp di pantai tanah merah Samboja, sunrise Bukit Dinding Samboja, Coban Rondo, dan waw bahkan kembali ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Nah, kalau sudah benar-benar ditulis seperti ini barulah saya tersadar kalau seharusnya saya banyak bersyukur atas rezeki dan kesempatan yang Allah kasih di tahun 2016 ini.

Project? Ya, masih berkutat dengan Balikpapan Menyala dan Kelas Inspirasi. Tahun ini saya akui juga adalah tahun terwujudnya cita-cita. Banyak cita-cita kecil saya yang satu per satu tercapai, mewujud dalam berbagai hal. Tetapi semakin banyak yang saya lakukan, semakin saya menyadari saya belum melakukan banyak hal. Semakin banyak yang saya temui, semakin saya sadar saya bukan siapa-siapa. Belum melakukan apapun. Belum jadi siapapun. Entahlah, tentang dunia kerelawanan ini, ada banyak pertanyaan dan kegelisahan yang saya sendiri belum dapat mengutarakannya. Semoga waktu segera menuntun saya menemukan jawabannya.

Tahun ini juga banyak kebahagiaan. Mba Rina menikah. Mba Rina hamil. kawan-kawan seperti biasa juga banyak yang menikah. banyak yang hamil kemudian melahirkan. Tahun ini saya banyak mendapatkan dan banyak kehilangan. Dan yang paling menyakitkan adalah ketidakmampuan saya memperjuangkan cita-cita untuk berkarier sebagai seorang bidan. Di tahun ini saya sering disadarkan bahwa segala kebahagiaan selalu berpasangan dengan kesedihan, dan begitu juga sebaliknya.

Di tahun ini saya banyak memutuskan melepaskan diri dari sesuatu atau seseorang. Rasanya saya mulai tegas dalam urusan perasaan (atau mulai antipati?)

Tentang buku.. tahun ini saya mulai banyak membaca nama-nama baru yang di luar kebiasaan. Tahun ini pertama kalinya membaca karya Romo Mangun, Enid Blyton, Handri Satriago, Eka Kurniawan, Haruki Murakami, dll. Saya merasa bahan bacaan saya tahun ini cukup beragam. Saya juga menjadi pembaca setia beberapa blog penulis seperti Dee Lestari, Eka Kurniawan, Aan Manyur, Puthut EA. Hampir setiap harinya ada beberapa website yang rutin saya baca. Website-website yang memuat artikel opini, seperti mojok.com, linimasa. Apakah kemudian dengan menuliskan nama-nama keren itu dan mengucapkannya sebagai daftar bacaan rutin saya kemudian saya merasa keren dan bangga? Tidak. Samasekali tidak. Sesungguhnya sebenarnya saya sedang gelisah. Gelisah ingin tahu banyak hal yang entah apa, ingin paham, ingin menjadi sesuatu, ingin memberi sesuatu, ingin menulis. Dan kegelisahan untuk menulis terasa lebih daripada tahun tahun sebelumnya. Ya, barangkali juga yang tepat tahun 2016 ini adalah tahun kegelisahan.

Sampai berparagraf-paragraf artikel ini saya tulis saya masih juga tidak tahu apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan. Sepertinya sampai Desember berakhir saya masih akan terus berkutat dengan kegelisahan.

Komentar

Postingan Populer