Cahaya yang Datang Bersama Kau


Kita adalah hasil peristiwa-peristiwa yang kita alami di masa lalu. Kita pernah senang, sedih, terluka, bangga, kecewa, marah, malu, bingung, yakin, dan lain-lainnya. Kita pernah bertemu orang yang salah, melewatkan orang baik, menghindari orang yang jahat, memberi kesempatan pada orang yang keliru, memaafkan dan juga dimaafkan. Kita pernah tersandung, berlari cepat, jatuh terjerembab, tersesat, melesat jauh, terbang, sembunyi, tertatih, dan bahkan menghilang. Kita adalah kertas putih yang sudah begitu banyak memiliki warna setelah berpuluh tahun perjalanan hidup. Kita adalah jantung hati yang begitu banyak memiliki luka tambal sulam, kering, basah, maupun meninggalkan bekas. Kita adalah kaca yang telah retak dan sungguh tak pernah bisa kembali seperti awal mulanya. Dan begitulah hidup. Begitulah kita hidup. Begitulah kita tidak pernah sendiri karena setiap kita membawa pola retakan masing-masing di setiap kaca jiwa kita. Setiap kita memelihara luka masing-masing di setiap degup jantung hati hati kita. 

Tapi dari luka itulah kemudian kita bisa belajar untuk lebih berhati-hati. Dari setiap retakan itulah kita bisa mencoba memberi diri kita sendiri kesempatan untuk menerima cahaya baru yang datang. 

Kita, selalu punya kesempatan baru.

Dan aku, akulah di sini retakan yang paling nyata bagi diriku sendiri. Aku lah kerusakan paling menyedihkan yang paling kupahami. Aku lah yang paling mampu merasakan betapa sakitnya luka pada jantung hatiku sendiri. Aku yang tau seberapa jauh masa lalu menjelma trauma dalam kalbuku. 

Tapi aku selalu punya kesempatan baru.

Dan pada kesempatan itu ada kau. Cahaya itu datang bersama kau. Aku masih terus menganggap besar kemungkinan aku keliru. Besar kemungkinan bukan kau orangnya. Besar kemungkinan aku harus bersabar lebih lama meski entah berapa lama lagi. Tapi kau rupanya sungguh bedebah karena mampu mengobati luka-lukaku dan menggantinya dengan energi baik yang terkendali. Tapi kau rupanya sungguh bedebah karena membuatku bisa percaya dan berharap. Tapi kau rupanya sungguh bedebah karena ternyata mampu masuk ke dalam retakanku tanpa mampu kuhindari.

Komentar

Postingan Populer