i feel you, Pak

aku sempat khawatir dijustifikasi berlebihan oleh beberapa orang yang entah aku juga gatau siapa. mungkin teman-teman SMA ku yang aku juga udah lama ga ngobrol sama mereka, atau keluargaku yang cukup keras soal hal ini, atau entah siapapun teman facebook ku dan media sosial lainnya. tapi sejujurnya dalam hal ini memang aku berpihak pada beliau. titik. gitu aja. 

dan saat pembacaan nota keberatan kemarin, sore itu waktu aku nonton siaran ulangnya, aku bahkan ga sadar beliau nangis yang kata mereka airmatabuaya, sebelumnya aku pribadi juga sudah nangis duluan. ya, nonton persidangan itu sambil menahan airmata. saat itu, aku benar-benar sedih dengan kondisi keadilan bangsa ini, juga sedih dengan kedewasaan berpikir bangsa ini, juga dengan keterbukaan bangsa ini dalam menerima perbedaan. aku betul-betul sedih dan takut sembari berdoa semoga ini bukan sebuah kemunduran kebudayaan berpikir dan merasa. hal yang paling dasar. hidup sebagai manusia. berpikir. dan merasa. 

entahlah.

aku menyadari kapasitasku dalam menganalisis masalah yang pelik ataupun memberi argumen yang cerdas. aku masih sering khawatir dengan beberapa penilaian orang yang mungkin muncul dengan hal ini. mungkin aku akan dibilang liberal, berpihak dengan kafir, dan sebagainya, dan sebagainya. menurutku sih hal ini ga se hitam-putih itu. dan, selama kejadian ini juga aku jadi sadar dengan keadaan hatiku pribadi. keadaan hatiku tentang hubungan dengan Dia. aku ga khawatir berpihak dengan beliau tentang kasus ini lantas mengubah keimananku, sedikitpun. aku mencintai saudara-saudaraku seiman, tetapi aku dalam hal ini hati nuraniku berkata bahwa beliau tidak bersalah. gitu aja. 

semoga kita semua selalu berada dalam lindunganNya dan izinNya untuk selalu memperbaiki diri sehingga mampu menjadi orang yang membawa damai untuk lingkungan kita masing-masing, atau jika tidak, minimal kita bukanlah pembawa kebencian.

semoga bangsa ini senantiasa dilindungiNya, menjadi dewasa dan lulus dengan indah dalam menjalani ujian-ujian cintaNya. amiin