Kemarin Sore, Sebelum Hujan Lebat

Percakapan sore kemarin di halaman depan rumah kami

ibu : dek, kamu tunggu di sini, ibu mau ke Mba Ani (tetangga sebelah rumah) dulu
aku : iya. (sambil lalu melihat ibu pergi ke arah barat, lalu terpana memandang langit di atas ibu. Langit barat). (mendadak ingat tidak membawa gawai, menunggu ibu kembali). (Ibu kembali, duduk di jok belakang motor)
ibu : ayo, dek
aku : bu, ibu bawa hape? (masih melihat langit)
ibu : endak
aku : yaaah (membatin, tau gitu tadi balik bentar ke rumah)
ibu : kenapa?
aku : lihat langitnya bagus
ibu : oalaah ibu kira apa!
aku : lho lihat itu, memang bagus
ibu : iya sih memang
aku : yaudahlah, disimpan dalam hati aja. (mengarahkan stang motor ke arah timur. melanjutkan perjalanan)

ngeeenggg!

Kalau bisa diutarakan dengan kata barangkali kondisi langit sore kemarin seperti ini.

Sejauh mata memandang langit barat tampak sangat kelam. Awan mendung pekat menggantung tampak menahan beban berat. Warnanya abu tua. Tetapi ingatkah kamu bagaimana anak-anak sekolah dasar menggambar awan? Seperti gumpalan kapas yang berombak. Seperti wadah tulisan yang menunjukkan karakter sedang bicara dalam hati jika di dalam komik-komik. Lambang awan sederhana itu ada di atas kami, menjadi tepian dari satu gumpalan awan abu pekat yang membentang dari langit barat. Tepian awan itu berakhir di langit di atas rumah kami. Langit di atas rumah kami masih cerah. Dan dari tepian awan itulah terbiaskan cahaya putih. Cahaya putih tipis itu tampak kemilau merata di sepanjang tepian awan yang sudah sangat kelam berwarna abu gelap. Siapapun yang memandangnya seperti sedang diyakinkan bahwa di balik gemawan abu gelap yang siap runtuh ternyata terbersit sumber cahaya yang permai dan mempesona. Langit biru di atas kami seperti tidak terganggu dengan kehadiran awan gelap dari barat itu. Malah ada tambahan beberapa burung terbang di sekitar garis awan abu gelap.

Ah, oke baiklah. Aku menyerah. Rupa-rupanya aku bukanlah pelukis kata yang ulung. Tapi demikianlah memang sungguh indah awan kemarin sore. Setidaknya aku bersyukur masih dapat menyimpannya dalam memoriku sendiri :)

Komentar

Postingan Populer