evaluasi 2016

Selamat pagi teman-teman.Saya akan mengucapkan kalimat yang klise tapi bagaimanalah memang benar adanya, "terima kasih 2016, selamat datang 2017, wah ga terasa ya udah tahun baru lagi."

Tulisan pertama di tahun 2017 ini masih ingin membahas seputar evaluasi tahun 2016 ya.. Tahun 2016, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya merupakan tahun kegelisahan bagi saya. Ada banyak sekali kegelisahan tentang hal-hal klise yang bagaimanalah akhirnya saya hadapi juga di usia saya yang telah sampai pada angka 25. Mulai dari pekerjaan, perasaan, keluarga, komunitas, dll. 

Tahun 2016 ini mengukuhkan saya bahwa hidup memang terasa menyenangkan jika memiliki banyak teman, namun lebih berharga jika kita memiliki sahabat. Meski hanya satu dua orang, tetapi mempunyai tempat untuk berbagi, saling menguatkan, saling mengingatkan itu hal yang penting dan cukup menjadi salah satu fondasi kokoh dalam perjalanan hidup. Satu dua orang yang betul-betul bisa terima kita apa adanya, mau mendengarkan semua cerita, mau menyimak semua keluh kesah, tetap menerima kita meski sudah tahu isi kepala kita mulai dari yang sangat jenius sampai menjijikan sekalipun, mau repot-repot diajak mikir saat kita susah dan menghadapi pilihan-pilihan, mau melarang dan mengarahkan saat kita ga tau harus ngapain, mau mendukung kita atas setiap pilihan yang sudah kita ambil, mau menerima kita lagi kalau kita gagal dan ternyata salah memilih, mau menemani kita selama proses jatuh dan kembali bangkit. 

Tahun 2016 ini Allah memberi banyak hadiah dan mewujudkan banyak mimpi. Di tahun 2016 akhirnya bisa bikin festival sastra meski dalam skala yang sangat kecil, di tahun ini juga sudah mulai membaca puisi lagi di depan umum, di tahun ini terwujud keinginan untuk membaca monolog diiringi instrumen alat musik, di tahun ini terwujud keinginan untuk membuat ruang apresiasi seni meski baru berhasil dibuat satu kali, di tahun ini akhirnya menulis dan mengirim tulisan lagi meski masih belum tahu akan diterima atau tidak, di tahun ini akhirnya bisa traveling lagi bahkan dapat banyak bonus tidak hanya di kaltim tapi juga jawa barat sampai timur dan pertama kalinya menginjakkan kaki di pulau Sulawesi. 

Allah sangat baik bahkan jauh jauh lebih baik dari yang saya duga. Tahun ini banyak kejutan dalam proses belajar tentang perasaan. Sungguh unik cara Allah memberikan pelajaran dan pemahaman tentang cinta, perasaan, penantian, pengambilan keputusan, dan hal-hal yang berkaitan dengan semua itu. Sungguh drama yang sempurna dan membuat saya dapat menarik amat banyak pelajaran dari dalamnya. Pelajaran kehidupan memang sebuah inspirasi yang sangat agung. 

Di tahun ini saya mulai berani untuk bilang tidak. Tidak jika memang tidak cinta, tidak jika memang orangnya tidak baik, tidak udah dilanjutkan jika memang tidak siap. Tahun ini memang cukup banyak mengenal dan dikenal meski sampai tahun berganti masih juga belum menemukan dia yang dicari. Tahun ini juga saya semakin belajar untuk mengharagi setiap orang dan kehidupannya. Saya belajar bahwa setiap orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Kita tidak pernah bisa menjustifikasi orang lain karena kita tidak pernah menjadi mereka. Saya juga semakin mengagumi orang-orang yang rendah hati, tidak banyak bicara, tapi mampu membuat hidupnya efektif dengan kebaikan-kebaikan tanpa merasa perlu menyebarluaskannya kepada orang lain. Ya, tahun ini saya banyak berinteraksi dengan orang-orang macam itu.

Di tahun ini pula saya semakin kuat menyadari bahwa potensi dan kecenderungan saya dalam bekerja memanglah di balik layar. Sungguh syukur yang tiada tara dan kepuasan yang sulit dijabarkan untuk setiap pencapaian dari project-project pribadi yang bahkan jauh melampaui ekspektasi saya saat memulainya. Ya, saya mencintai dunia balik layar. Dalam kondisi seperti ini hati terasa lebih nyaman, meski kemudian ada banyak hal yang harus saya perbaiki ritmenya terutama amanah-amanah di depan layar yang banyak saya biarkan terbengkalai. Saya berterima kasih karena tahun 2016 ini menguatkan pemahaman saya tentang ritme bekerja. Setelah ini saya jadi lebih paham apa yang ingin saya lakukan dan bagaimana melakukannya dengan nyaman.

Hal yang masih sangat perlu saya perbaiki adalah konsistensi. Saya pikir konsistensi yang saya alami di sini juga terbawa oleh pengaruh karakter introvert dalam diri saya sendiri sehingga sulit menjadi konsisten jika itu ternyata berlawanan dengan diri yang sebenarnya terlebih jika tak ada motivasi kuat seperti kewajiban pekerjaan. Saya sangat ga konsisten dalam kehidupan kerelawanan di depan layar, sebaliknya project-project di belakang layar malah berjalan dengan lancar. Hal yang tidak perlu disebarkan kepada orang-orang tapi memang saya sadari cukup menjadi modal untuk memberikan nilai buruk bagi kinerja kerelawanan saya. Ah, pekerjaan rumah yang cukup berat. Harus bisa dihadapi, mbar.

Semua perjalanan sepanjang 2016 sungguh memberi pelajaran yang berarti bagi saya. Pun tahun 2017 buat saya menjadi tahun yang penuh dengan optimisme. Bismillah, sudah ada beberapa target yang dibuat. Target yang tidak berlebihan, rasional, tapi masih cukup ambisius. Semoga bisa tercapai, janji dan harapan saya untuk diri sendiri. Baiklah, 2017, mari dimulai :)


Komentar

Postingan Populer