Menekan Ekspektasi

Kukira rumus paling simple dalam menjalani hubungan dengan manusia kayaknya memang cuma satu : jangan berekspektasi. kenapa?
karena
Semakin tinggi angan-angannya dan semakin rendah realita, jarak di antaranya adalah kecewa (Maya Septha)


Iya serius, kayaknya memang cuma itu kuncinya dan ini berlaku bukan cuma untuk hubungan dengan pasangan tapi juga hubungan dengan siapapun. Sebenarnya berharap dengan orang lain untuk berlaku seperti yang kita mau memang bukan hal yang tepat. Aku jadi inget, tentang satu hal ini aku belajar banyak banyak banget. Aku pernah jadi orang yang sangat naif. Aku berhubungan dengan satu orang, merasa cocok, mengharapkan segalanya, bermimpi muluk-muluk. Ketika orang itu akhirnya menampakkan sisi "kemanusiaannya" yang bisa juga salah, berpikiran berbeda dengan aku, memiliki tujuan berbeda dengan aku, aku malah berpikir kalau dia jahat dan sudah mengkhianati kepercayaanku. Padahal sebenarnya ya ga juga. Sebenarnya aku sendiri lah yang salah karena berekspektasi terlalu tinggi, egois, hanya menyertakan dia sebagai objek mimpi-mimpi dan harapanku tanpa mempertimbangkan dirinya sebagai seorang individu.

Satu kegagalan berhubungan akibat kesalahan besarku dalam berekspektasi beberapa tahun lalu itu membuatku banyak belajar. Di pertemuan-pertemuan selanjutnya aku mencoba menjadi pribadi yang lebih dewasa. Menekan ekspektasi (karena memang tidak mungkin menghilangkannya sama sekali) adalah tantangan terberat. Beberapa kali aku melakukan kesalahan yang sama lagi meski dengan dosis yang lebih rendah. Beberapa kali gagal dan mundur dengan berbagai alasan, tapi kurasa ekspektasi masih salah satu faktor yang mengiringi.

Sekarang, kurasa aku lebih ringan lagi dalam menghadapi semuanya. Meski seseorang yang tepat itu belum juga datang, tapi setidaknya aku sudah lebih tenang dalam mengendalikan diriku sendiri, menekan ekspektasiku sendiri. Ketika aku suka sama orang, aku semakin cepat menyadari kalau orang itu pastilah orang yang memiliki kekurangan juga, masa lalu juga, masalah juga, sama seperti aku. Ketika aku menyukai seseorang, pembawaan imajinasi yang berlebihan selalu membawaku kepada ekspektasi yang tinggi, tapi belakangan itu bisa kutekan. Dan ternyata dengan menekan ekspektasi semua bisa berjalan lebih mudah. Aku bisa menikmati perasaanku sendiri, bisa menghargai diriku yang manusia biasa ini ternyata ya bisa juga suka sama orang, tapi ya sudah.

Apakah menekan ekpektasi memang semudah itu? Tidak, sama sekali tidak. Aku pun jatuh bangun dalam mengendalikan ekpektasiku sendiri, salah satu cara ampuhnya adalah menulis. Menumpahkan semua dalam tulisan. Kalian yang rajin stalking di blog ini pasti tahu seberapa kacaunya tulisan-tulisanku. Aku memang membiarkannya seperti itu, karena seperti itulah proses terapinya. Aku juga menyanyi. Ya, aku punya kebiasaan menyanyikan satu lagu berulang-ulang setiap kali merasakan sesuatu. Lagu itu tidak akan bosan aku nyanyikan bahkan sampai seminggu atau lebih. Dengan menulis dan atau menyanyi aku bisa mengeluarkan semua unek-unek dan berpikir lebih jernih. Di dalam pikiran pun aku selalu berusaha menekan, jangan berpikiran yang aneh-aneh mbar. Ya, tidak berpikiran yang aneh-aneh untuk seorang introvert seperti aku memang bukan hal yang mudah, kamu yang juga introvert pasti paham itu. Tapi setidaknya itu ampuh untuk menekan ekpektasiku sendiri. Ya kalau di aku, begitulah prosesnya menekan ekspektasi untuk sementara ini. Dan sungguh, kalau ekpektasi kita sudah bisa ditekan serendah mungkin, segalanya lebih ringan dilakukan dan apapun yag terjadi di depan bisa lebih kita hargai sebagai bagian dari sulur-sulur benang semesta. Yakin saja semua sudah diatur dan tugas kita memang hanya memainkan lakon.

Belakangan aku sering merasakan itu.

Efek setiap kali aku mampu mengalahkan diriku sendiri untuk tidak berekspektasi.

Semesta pasti kasih hadiah sebagai balasannya.

Memang bener kok, kita pasti akan dapatkan apa yang kita butuhkan, tapi tidak selalu apa yang kita inginkan.

Memang bener bahwa sesuatu yang ditetapkan Allah semua pasti akan terjadi bagaimanapun caranya., pun juga sesuatu yang ditetapkan Allah tidak akan terjadi ya memang tidak akan terjadi sekeras apapun diupayakannya. Banyak hal baik yang seharusnya terasa indah dan cobaan yang seharusnya menguatkan kita tetapi menjadi berantakan hanya karena sudut pandang kita yang salah dan ekspektasi kita yang berlebihan. Sekali lagi itu dari diri kita sendiri.

Aku percaya ada sebuah sistem yang tidak akan pernah berhenti bekerja di semesta di mana sistem itu mampu menyentuh hal-hal yang di luar kemampuan manusia, seperti intuisi, mimpi, dan perasaan. Doa memang cara yang paling ampuh untuk meminta. Dan tugas kita hanyalah mengusahakan melakukan yang terbaik saja. Kita akan diberi sesuai dengan kemampuan dan kesiapan kita.

Aku pun percaya masih ada banyak yang harus diperbaiki dari aku sendiri. Ketika aku memperbaiki hal-hal yang harus diperbaiki itulah tuas-tuas tak kasat mata dalam sistem ini akan otomatis bekerja dan memberikan feedback terbaiknya untukku; memberikan apa yang aku butuhkan. 

Percaya dengan sistem itu jauh lebih baik daripada berekspektasi membabi buta. Sungguh. Bersikap sederhana memang yang paling aman.


Komentar

Postingan Populer