aku sedih karena..

Untuk kesekian kalinya kamu bilang kata itu; kecewa. Satu kata yang bisa kamu ucapkan berkali-kali dengan berbagai bentuk kalimat; aku mengecewakanmu, bagaimana kalau aku mengecewakanmu?, aku udah ngecewain banget ya, sepertinya aku sudah mengecewakanmu, bagaimana kalau yang mengecewakan itu aku? Tak akan ada teko berisi susu yang akan mengeluarkan kopi. Setelah berkali-kali kamu mengutarakan pertanyaan dan pernyataan itu aku jadi sadar, yang kecewa sebenarnya bukan aku, tapi kamu. Kamu yang sedang sangat kecewa dengan banyak hal. Aku, yang seharusnya kecewa sebenarnya tidak, sungguh-sungguh tidak, karena telah paham sejak awal bahwa ini memang tidak akan pernah mudah. Kepercayaan yang kuberikan adalah kepercayaan yang tumbuh dari benih yang sangat kecil, tumbuh dengan proses, dipupuki usaha dan mampu bertahan dari segala macam hama khawatir dan curiga. Maka ketika upayamu telah berbuah percaya, buahnya matang dan dewasa. Mungkin kamu bisa tidak percaya setiap kali aku bilang aku belum pernah kamu buat kecewa, meski ya benar, aku terlalu sering kamu buat heran dan bertanya-tanya.

Menjalani proses bertumbuh hingga berbuah percaya ini bagiku seperti melakukan sebuah perjalanan panjang. Seperti perjalanan-perjalananku sebelumnya, aku selalu menikmati prosesnya. Mungkin aku telah terbiasa melihat ujung perjalanan yang tidak sesuai dengan perkiraanku saat memulai perjalanan, atau mungkin aku memang sudah setegar itu, aku juga tidak tahu, tapi, ketika sampai di persimpangan ini, setelah melangkah dengan tangan terbuka penuh dengan buah percaya yang seharusnya kau tuai, setelah mencarimu dan ternyata kau tidak ada, aku... aku mungkin memang bersedih, tapi aku tidak kecewa. Aku tidak kecewa karena aku mungkin tahu mengapa kau menjauhiku, menghilang, lenyap, seperti ini. Aku tidak kecewa, tetapi aku bersedih. Aku sedih karena, karena ternyata aku belum sampai di tempat yang kupikir adalah dermaga terakhir. Lagi, aku keliru. Lagi, setelah kuletakkan semua penat dan lelah perjalanan, bersiap untuk tinggal dengan aman dan nyaman, tetapi ternyata harus pergi lagi, perjalanan harus dilanjutkan. Aku bersedih karena aku kelelahan dan aku belum boleh berhenti dari perjalanan panjang ini. Itu saja.


Dan, 

aku bersedih karena

aku sesungguhnya mengkhawatirkanmu

tetapi 

tak ada lagi cerita yang mau kamu bagi denganku.

itu saja,

Komentar

Postingan Populer