aku sudah ga ngitung lagi berapa kali terlibat dalam proses pernikahan seseorang. mulai dari yang paling sibuk memikirkan semuanya sampai sekedar bantu-bantu sebar undangan. mulai dari sekedar nungguin makanan sampai jadi pagar ayu untuk tamu yang berdatangan. aku sudah ga ngitung lagi berapa kali ngerjain undangan, ikut mikirin hantaran, warna baju, motif, souvenir, saran tentang mas kawin, mendaftar ulang nama teman-teman jangan lupa undang si ini sama si itu ya, ngingetin manten untuk istirahat cukup, mendengarkan keduanya saling berantem dan frustasi menjelang pernikahan, dan lain-lain, dan lain-lain.

terakhir kemarin.

sahabat perempuanku, mempelai wanita itu, ketika aku memeluknya, ia menangis untuk pertama kalinya, dan berbisik, "segera menyusul ya, jangan lama-lama, kabari aku jauh-jauh hari supaya aku bisa nabung".

ah

aku sudah dengar itu berkali-kali.

aku sudah lihat tatap mata itu berkali-kali.

tatap mata berterima kasih dan sekaligus mendoakan agar aku segera juga menikah dan semoga ketika aku menikah kalian bisa membalas membantuku menyiapkan ini itu kan? :)

tapi aku sudah terlanjur percaya mungkin kalian tidak akan ada di hari pernikahanku karena kelak kalian akan disibukkan dengan suami dan anak-anak. keluarga nomor satu kan? aku paham.

maka sesungguhnya aku tidak pernah sengaja menyimpan harapan kalian akan ada di hari pernikahanku kelak seperti aku ada di hari pernikahan kalian selama ini.

entahlah, aku pun merasa semesta menyengajakan skenarionya berjalan seperti ini, membuat pertemuanku dengannya berada di titik akhir setelah kalian saling menemukan pasangan kalian masing-masing. melepas kalian satu per satu dengan teman hidup kalian, menjadi saksi dan menjadi bagian adalah hal yang membahagiakan buatku, yang aku tau kalian tidak merasakannya. karenanya bagiku perasaan macam itu ternyata sungguh terasa mewah. seharusnya aku lah yang berterimakasih. kalian telah memberiku kesempatan untuk banyak belajar sebelum akhirnya giliranku datang.

maka bakarlah saja janji itu, janji untuk datang, janji untuk membantu. aku didoakan saja sudah senang. aku tidak suka merepotkan banyak orang.

ah, aku kelak akan menikah juga inshaallah dengan penuh kesiapan dan penuh kebahagiaan, karena aku sudah belajar banyak hal dari kalian. sudah, jangan terbeban apapun sayang :)

Komentar

Postingan Populer