kapan?

bagian paling menyenangkan dari sebuah perbincangan dengan kawan lama yang cukup mengerti dirimu yang lama dan tetap cukup enak diajak ngobrol dengan dirimu yang baru dan kalian sama-sama masih sendiri adalah betapa kamu bisa menceritakan banyak hal dengan perasaan aman, nyaman, merasa dimengerti, juga siap menerima masukan. menjadi single di usia 25 jalan 26 dalam lingkungan yang masih menganut nilai-nilai moral konvensional seperti Indonesia sungguh kadang terasa melelahkan. kamu dituntut untuk segera menikah dan jika kamu tidak juga kunjung menikah maka hal itu akan menjadi sebuah momok bagi keluarga, seperti sebuah kekurangan yang harus segera diperbaiki, seperti sebuah dosa yang harus segera ditebus, hutang yang harus segera dibayar, prioritas utama yang meniadakan segala upaya baikmu untuk mengisi kesendirian dengan berkualitas. selama kamu belum menikah atau setidaknya belum punya calon buat dikenalkan kemana-mana maka kamu akan menanggung beban terhinakan tambahan dan harus segera ditolong dengan cara dibantu dicarikan jodohnya. Hal-hal seperti ini kadang sungguh gak lagi menyenangkan dibahas dengan orang-orang di dalam hidup kita di masa kini, akhirnya tempat paling menyenangkan untuk dijadikan pelarian adalah kawan-kawan lama (harus yang single juga). sekedar berbagi kelelahan yang sama, juga menceritakan secara acak dan tak perlu lengkap tentang beberapa nama yang datang dalam waktu-waktu dekat tapi masih saja ternyata belum dapat berakhir membahagiakan. bercerita mengapa bertemu, mengapa bisa cocok, tapi mengapa tak bisa bersama tanpa merasa khawatir akan dihakimi. beban juga akan terasa ringan ketika akhirnya sama-sama kembali renung dan ingat dan khidmat dengan keyakinan bahwa setiap orang memiliki waktu yang tepat di jalur perjalanannya masing-masing. hal-hal klasik yang masih harus terus diulang-ulang untuk meyakinkan para single seperti kami bahwa semua akan baik-baik saja seperti jodoh sudah diatur, waktunya pasti tepat, tidak kecepetan juga tidak kelamaan, yang baik pasti akan dapat yang baik, dan kalau sudah ketemu orangnya nanti pasti jalannya akan mudah. ngobrol dengan kawan lama itu ibarat enzim di dalam tubuh; perlu ada meski hanya dengan porsi yang kecil. betapa yang kecil, sebentar, biasa, dan sederhana macam ini bisa sangat melegakan dan membantu kita untuk berpikir jernih, bersiap kembali menghadapi kenyataan, juga menghadapi orang-orang yang seperti robot yang sudah disetel sedemikian rupa akan selalu berbaik hati bertanya "kapan?"

Komentar

Postingan Populer