random pagi ini, tulisan diketik tanpa dibaca kembali, maaf kalau kacau balau. selamat pagi :)

Selamat pagi. 
Hari ini, jumat, tanggal lima bulan lima. Sedari pagi seisi rumah sudah sibuk dengan berbagai pekerjaan. Rumah jadi ramai sejak kehadiran Freya (nanti akan aku ceritakan khusus tentang dia). Pagi sudah dilewati dengan banyak sekali hal. Pagi ini yang mengganggu pikiranku adalah tentang prasangka. Kita banyak berprasangka dan prasangka kita dibentuk juga dipengaruhi oleh banyak hal. Mba Rina berprasangka asinya mudah atau sulit keluar dipengaruhi oleh banyak hal. Freya berprasangka pinter mimik atau ga pinter mimik dipengaruhi banyak hal. Danar berprasangka tentang rejeki yang mudah dan sulit dipengaruhi banyak hal. Kadang kita telah berupaya sekuat tenaga dan berada di jalur yang benar tetapi, apa yang kita lihat dan dengar dari orang lain memengaruhi prasangka kita atas usaha-usaha kita yang terlihat tak kunjung membuahkan hasil padahal sesungguhnya sedang berproses dengan sangat alami. 

Aku, beberapa hari lalu, mendapat caci maki tentang betapa aku ini sombong, sok pinter, sok cantik, terlalu ngurusin orang lain, dan lain-lain, dan lain-lain. Jika tidak kuat, mungkin semua yang sudah kulakukan (kepada orang lain dan kepada diriku sendiri) akan runtuh seketika itu juga, runtuh tak bersisa dan hanya akan meninggalkan aku yang menjadi perempuan rapuh dan tak percaya diri. Tapi aku tahu aku tidak seperti yang dikatakan, karena itulah aku bertahan dan berusaha tenang. Namun aku juga tahu, semua kalimat negatif yang terlanjur kudengar telah terlanjur masuk dan sedang berusaha keras membentuk prasangka-prasangkaku terhadap diriku sendiri, sekeras apapun aku melawan. 

Tapi bukankah semesta selalu memberi yang kita minta?

Aku meminta kepada semesta untuk dikuatkan mengatasi segala sugesti negatif yang hanya akan merusak prasangkaku kepada dunia yang baik. Pagi ini, semesta menjawabnya. 

Setelah begitu banyak pekerjaan yang dilakukan, di tengah hiruk pikuk terbaca satu email, sebuah undangan menjadi media partner. Undangan yang sudah sering sekali kudapat, tapi lihatlah, itu bukan undangan media partner yang asing bagiku. Tahun lalu juga kami sudah menjadi media partner event yang sama. Tahun ini ditawari kembali dan betapa kemudian aku sadar satu tahun benar- benar telah terlewati. Satu tahun yang penuh dengan pelajaran. Hal-hal yang ga banyak bisa kubagikan di media sosial karena telah berkomitmen pada pilihan. Tapi penawaran yang sama dari event yang sama membuatku tersadar betapa telah jauh aku, kami, melangkah, dan bergerak untuk orang lain. Tidak banyak, tidak besar, tetapi ada. Dengan hati, tak banyak janji, tak banyak umbar hasil, tak banyak tebar cerita, tapi coba cek ke jantung hati, betapa rasanya hangat sekali. 

Satu tahun. Lebih malah. Hal kecil yang dilakukan kontinyu, betapa masih panjang perjalanan, betapa aku, kami, dibutuhkan, dan tidak boleh berhenti. Bagaimana bisa berhenti? Bagaimana bisa memandang diri sendiri rendah jika kita bisa melakukan sesuatu? Melakukan banyak hal? Ah, betapa aku tidak boleh meremehkan dan merendahkan diriku sendiri. Betapa aku harus terus kuat berjalan melakukan sebaik yang kubisa. Betapa kekurangan-kekuranganku bukanlah alasan untuk berhenti dan melupakan orang lain. Betapa hanya yang bergeraklah yang tahu rasanya. Terima kasih semesta. Terima kasih

Komentar

Postingan Populer