epilog

akar pendidikan itu pahit, tapi berbuah manis. -Aristoteles-

Akar pendidikan tidak hanya materi ilmu pasti yang didapatkan di bangku sekolah. Lebih dalam daripada itu, pendidikan yang terpenting adalah pendidikan menjadi manusia. Pendidikan untuk jujur, pantang menyerah, dan bersetia pada kata-kata sendiri. Pendidikan moral jauh lebih sulit karena yang dididik adalah mental dan perilaku. Benihnya harus ditanamkan jauh, dipupuk, disiram, dijaga dari hama. Pendidikan moral berawal dari ibu. Aku seorang calon ibu. Hal itu telah menjadi alasan yang kuat bagiku untuk terus mendidik diriku sendiri karena dari rahimku, kelak, akan lahir manusia-manusia baik, santun, dan penyebar kebaikan untuk dunia. Kudidik diriku sendiri untuk bersetia dengan kata-kataku, bersetia dengan hati nuraniku, bersetia dengan pilihan-pilihanku. Kutempuh apa yang kuyakini, kubela apa yang kucintai. Bahkan meski pada akhirnya aku kalah, aku kalah dengan bangga hati. Kudidik diriku sendiri untuk selalu belajar memahami orang lain dan memaafkan betapapun sakitnya bagaimanapun sulitnya menghadapi. Apapun alasannya, kita sama-sama  sempat menderita karena hal ini tetapi bagaimana kita menghadapinya dan menyelesaikannya lah yang akan menunjukkan bagaimana pribadi kita yang sesungguhnya. 

Aku seorang ibu, dan demi rahimku yang kelak akan menjadi sekolah pertama untuk anak-anakku, aku mendidik diriku untuk memaafkanmu. Memaafkan caramu menyakiti, memaafkan kepengecutanmu. 

Demi rahimku yang kelak akan menjadi sekolah pertama untuk anak-anakku, aku mendidik diriku untuk sabar, menahan marah dan kesedihan, melawan trauma atas kekecewaan. 

Demi rahimku yang kelak akan menjadi sekolah pertama untuk anak-anakku, aku mendidik diriku untuk tegar melanjutkan perjalanan. Terima kasih telah menjadi bagian dari pelajaran. 

Komentar

Postingan Populer