aku selalu percaya dengan kalimat, yang dari hati akan sampai ke hati
meski aku pun masih berkali-kali mengkhianati kalimat itu dengan berharap kepada manusia tertentu
bilang yang dari hati akan sampai ke hati tapi sebenarnya pamrih
yha, mau gimana, namanya juga manusia
bapak agus lah yang selalu mengingatkan
sudah jalani saja, tanpa harapan, tanpa prasangka
ya, tanpa harapan, tanpa prasangka adalah mantera lainnya
selalu itu saja yang dipesankan berulang selama bertahun menjadi anaknya
seolah paham bahwa anak perempuannya yang satu ini
memang selalu bermasalah dengan harapan dan prasangka
dan selalu juga semesta memberi kejutan
selagi mantera selalu dirapalkan
selagi hati berjuang keras mengerjakan yang selalu dirapalkan
selalu ada saja bingkisan yang dikirim dengan cara tak terduga
menguatkan hati bahwa mantera itu benar adanya
benar adanya dan selalu benar adanya
yang dari hati hanya akan sampai ke hati
yang ditulis hati hanya akan bisa dibaca oleh hati
yang diucapkan hati hanya akan bisa didengarkan oleh hati
selalu, setiap kali yang kutulis dari hati seolah tak terbaca oleh hati yang kuharapkan
selalu, semesta mengirimkan pesan betapa banyak hati yang lain yang mampu membacanya
lalu mengapa aku harus khawatir?
mengapa aku mesti berniat mengubah diriku, mengubah hatiku, hanya agar terlihat oleh hati yang kumau?
padahal ada begitu banyak hati yang memahami bahasaku dengan begitu apa adanya
ah, semesta ini cara kerjanya manis banget
terima kasih ya :)

Komentar

Postingan Populer