kenapa kisah percintaanmu berliku-liku banget sih dek?

pertanyaan yang kuterima siang ini. yang bertanya kudengar masih menahan tangis.

aku ga pernah menangis untuk kisah cintaku, tapi aku malah menangis untuk kisah cintamu

ah, aku jadi ingat Sishi, sahabatku yang terkasih. Dia pernah mengatakan hal yang nyaris sama dulu. kalau tidak salah Sishi bilang aku ga pernah menangisi urusan orang lain, tapi sekarang aku menangisi kalian berdua. 

Aku kembali pada kesadaran. Telepon genggam yang mengantarkan suara mbak yang sedang menangis masih kudengarkan. Aku pun menangis. Tapi coba kurenungkan lagi. Aku ikhlas menjalani ini. Aku jadi semakin menyadari betapa banyak tipikal manusia di dunia ini dan betapa beraneka ragam pula takdir yang berjatuhan di atas kepala mereka. Ada orang yang tidak ngoyo mencari dan langsung dapat. Ada yang semangat mencari dan tidak dapat-dapat. Ada yang punya mimpi bak negeri dongeng dan dapat, ada yang punya mimpi bak negeri dongeng tapi hanya mimpi. Ada yang tidak punya mimpi bak negeri dongeng tapi terjadi juga, ada yang tidak punya mimpi bak negeri dongeng dan memang tidak terjadi apa-apa. Ada yang jatuh cintanya sulit dan ketemu dengan yang bisa membuatnya jatuh cinta dan jodoh. Ada yang jatuh cintanya sulit dan ketemu dengan yang bisa membuatnya jatuh cinta tapi ga jodoh. Ada yang jatuh cintanya sulit dan akhirnya menyerah nikah sama siapa aja. Ada yang jatuh cintanya sulit dan gamau nikah sama siapa-siapa sampai akhir hayatnya. Ada yang jatuh cinta berkali-kali tanpa trauma. Ada yang jatuh cinta dan patah hati sekali kemudian trauma. Ada yang jatuh cinta dan patah hati berkali-kali tapi tetap gagal dan akhirnya trauma. Ada yang berpikir tidak akan menikah jika tidak benar-benar ketemu orang yang tepat dan akhirnya ketemu dengan orang yang tepat. Ada yang berpikir tidak akan menikah jika tidak benar-benar ketemu dengan orang yang tepat dan akhirnya jomlo sampai tua. Ada yang menikah tanpa cinta yang penting duit. Ada yang menikah cinta bisa tumbuh belakangan yang penting soleh. Ada yang sudah tidak peduli lagi dengan semuanya terserah orangtua. Ada yang tidak berani memilih dan semuanya terserah orangtua. 

Ada banyak kemungkinan. Dan kisah cintaku, hanyalah satu cerita di antara sekian banyak.

Aku tidak trauma, sebisa mungkin tidak. Tapi benar aku telah merubah standar perasaanku untuk jatuh kepada manusia. Benar aku telah merubah cara pandangku tehadap sebuah hubungan. Benar aku masih lemah dalam menghadapi keputusan-keputusanku sendiri, tapi lebih benar lagi bahwa berpegangan dengan Yang Maha Kuat akan memampukanmu melewati semuanya.

Aku tidak takut patah hati lagi. Karena aku tidak akan mencintai siapapun lagi kecuali ia yang lebih dulu mencintaiku dengan cara yang benar.

Kau tahu bagaimana yang benar? Datang ke rumah, minta kepada orangtuaku, bersungguh-sungguhlah dalam berkomitmen. Tawarkan padaku sebuah pernikahan. Dan bila tidak sanggup, jangan ganggu aku. 

Standar dunia itu sudah tidak kupakai lagi, dan sejujurnya pun aku terkejut mendapati diriku yang dulu mentah-mentah menolak semua ini namun kini berbalik dengan lembut semuanya menjadi kesadaran yang tak perlu lagi kupertanyakan.

Aku tidak bersedih sama sekali dengan kisah cintaku yang berliku ini mbak.
Aku percaya aku telah meletakkan harapan di tempat yang tepat kali ini.
Semakin menyiksa sakitnya, semakin tertantang menaklukkannya.
Semakin berliku jalannya, semakin aku yakin Allah akan menggantinya dengan kebahagiaan yang lebih luhur pemaknaannya

Ketika kita telah memiliki Allah dalam hati, tak ada kesedihan yang benar-benar berarti, InsyaAllah. Aku baik-baik saja mbak :)

Komentar

Postingan Populer