surat dari seseorang yang saleh (4)

Di penghujung surat ini hendak saya sampaikan bahwa judul surat ini daya buat demikian bukan karena saya merasa saya orang yang saleh, melainkan hanya agar kau bersedia membacanya. Sejujurnya pun judul surat ini merupakan sindiran untuk diri saya sendiri yang dulu (atau bahkan sampai sekarang) telah merasa masuk dalam golongan orang-orang saleh hanya karena proses hijrah saya yang tidak ada seujung kuku pun dibanding kecintaan tuhan kepada seluruh makhluk.

Alasan lain juga saya ingin menyampaikan (kalau-kalau tersirat di hatimu bahwa saya tak menyukai segala sesuatu tentang hijrah) bahwa saya menulis ini bukan atas dasar kebencian kepada hijrah. Sebaliknya, setelah bertahun-tahun keluar masuk lingkaran hijrah, saya benar-benar menemukan bahwa hijrah sungguhlah sebuah proses yang sangat mulia. Tetapi kemuliaan itu hanya milik tuhan, bukan milik manusia. Di titik ini lah banyak orang yang sering salah sangka. Banyak orang yang kepedean merasa kemuliaan itu telah tersemat kepadanya, sebagaimana dulu saya pun berprasangka demikian. Sungguh proses hijrah adalah sebuah proses yang sangat personal. Tetapi sebagai makhluk sosial, output kita dari proses yang sangat personal itu terlihat dan terasa oleh manusia lain, yang kemudian bisa saja menggeneralisir kemuliaan tuhan hanya gara-gara melihat tingkah laku hijrah kita yang masih mentah. Ah, di sinilah bahayanya.

Bagi yang waspada barangkali akan paham bahwa sebenarnya kita hanyalah orang yang sedang belajar. Tetapi bagi yang sama tidak waspadanya seperti kita pada akhirnya akan menyepakati banyak dari tingkah laku dan celakanya menganggap kita benar atas nama agama. Sungguh celaka orang dungu yang memiliki pengikut yang juga dungu. Dan lagi, oh yang sesungguhnya harus kita pahami, proses hijrah sesungguhnya tak sekedar terjadi di masjid belaka, atau di lingkaran halaqah belaka, atau di kajian islam belaka. Hijrah = perpindahan, sungguh sangat luas maknanya dan sungguh sangat mungkin terjadi di mana saja. Maka berhentilah memberi prasangka hierarki pada orang yang tidak biasa berada di rumah tuhan, atau tidak biasa memakai atribut kesalehan, atau tidak terlibat dalam kajian manapun, karena letak kesalehan bernilai tak hanya sekedar dari hal-hal macam itu. Keberhasilan hijrah seseorang bernilai dari hati dan pikirnya yang mewujud dalam perilakunya. Perilaku yang tampak dari seseorang yang berhijrah bukan hanya yang tinggi ibadah ke langit, tapi juga menyebar ibadah ke bumi, karena sebaik-baik makhluk adalah yang berguna bagi makhluk lainnya.

Hijrah juga mengajarkan saya satu hal, bahwa yang pasti dalam hidup adalah perubahan itu sendiri. Makna hijrah bukan hanya sebuah perpindahan satu tempat ke tempat lain yang lebih baik, tetapi suatu proses untuk terus berupaya berada dalam kondisi yang baik. Hijrah bukan suatu proses yang hanya terjadi satu kali, tetapi sebuah proses yang dinamis dan terjadi terus menerus. Maka bukanlah hal yang baik mencela orang yang tampaknya sedang hijrah, pun juga bukan hal yang benar apabila memuja-muja orang yang tampaknya sudah selesai hijrah. Hijrah adalah proses, ada tarik ulurnya, ada naik turunnya, ada jauh dekatnya, masing-masing makhluk menjalani dalam porosnya masing-masing, tak ada indikasi sempurna dan tidak sempurnanya hijrah, tidak ada orang yang benar-benar suci, seperti juga tak ada yang benar-benar tercela, maka kendalikanlah prasangka.

Akhirnya, surat ini saya buat untuk diri saya sendiri yang belakangan mulai sulit mengendalikan prasangka atas proses hijrah beberapa teman yang menurut penilaian saya muluk-muluk dan berlebihan. Saya dapat sampai pada prasangka itu karena saya pernah ada di dalam posisi itu dulu. Tapi seperti yang sudah saya tulis sendiri di atas bahwa proses hijrah seseorang berbeda-beda. Bahkan ada yang berhijrah tanpa harus menyematkan kata hijrah dan menyandang atribut kesalehan apapun sampai akhir hidupnya. Tapi kedalaman hati dan ketulusan niat hanya tuhan yang mengetahui. Daripada sibuk berprasangka kepada orang lain, semoga saya dimampukan tuhan untuk sibuk dalam proses hijrah saya sendiri, yang masih berlangsung terus sejak dulu sampai kini, tanpa henti. Wallahualambisshawab.

Komentar

Postingan Populer