Tentang Pertanyaan Yang Selalu Ada Di Kepala

Aku pernah meyakini bahwa waktu tak akan pernah habis menyerang kita dengan pertanyaan-pertanyaan. Di awal tahun 2018 ini, karena bahagianya, aku sempat "lupa" dengan keyakinanku itu sendiri. Aku masih yakin kalau sepanjang tahun aku akan tetap berhadapan dengan banyak pertanyaan, tapi yang tidak aku antisipasi adalah, pertanyaan-pertanyaan itu tidak hanya melulu tentang rencana besarku tahun ini : pernikahan. Ternyata di sela-sela gegap gempita merayakan hari-hari menjadi semakin girly ini aku tetap disambangi pertanyaan-pertanyan (dan barangkali kerinduan) tentang hal-hal yang selalu menemaniku sejak dulu. Kadang aku berada di titik seolah kehilangan sebagian diri, dan kemudian mendapatinya ada di sebuah artikel di linimasa, cerpen di lakon hidup, berita di trito, video stars and rabbit di vice. Aku sadar, tak ada lagi yang bisa mengatur-atur kehendakku, ingin menyukai apa, ingin menjalani hidup macam apa. Aku pun sadar, dalam barangkali 2-3 tahun belakang aku telah sampai pada kesadaran penuh ingin menjadi orang yang seperti apa, menjalani hidup macam apa, berteman di lingkungan apa, dengan daftar prioritas hidup macam apa.Yang membuatku terkejut, di masa-masa transisi ini, aku mendapati lagi diriku masih terus berproses, menyesuaikan diri dengan sesungguhnya yang terpenting diriku sendiri yang menghadapi sekian perubahan, aku mendapati diriku terus beradaptasi terhadap segala hal. Tarik ulur pilihan-pilihan. Secara alamiah melakukan cek ulang terhadap prioritas-prioritas. 

Aku melihat orang-orang yang beberapa waktu lalu menjadi kawan dekat karena frekuensi yang sama, dan kini aku telah menarik diri dari mereka. Aku melihat mereka masih tetap berada di frekuensi itu, sementara aku sudah berpindah ke frekuensi lain, yaitu frekuensi di mana teman-temanku yang lebih dulu berkeluarga berada. Aku ingat dulu melihat teman-temanku ada di frekuensi ini, dan kini aku pun masuk di dalamnya. Aku melihatnya dengan sadar dan menjadi semakin paham betapa hidup sebenarnya hanyalah sebuah proses yang sangat singkat. Segala sesuatu di muka bumi saat ini hanyalah perputaran siklus yang masih terus berjalan. Satu hal yang paling menggembirakan dan melegakan hati adalah bahwa tuhan memberiku kesempatan menjalani ini semua dengan kebebasanku untuk memilih. Memilih menjalani ini seperti apa. Memilih menjalani ini dengan siapa. Saat ini. Dan buatku itu sudah lebih dari cukup untuk mensyukurinya. Dari hari ke hari.

Betapa menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan itu tidak pernah benar-benar hilang dari kepalaku merupakan sebuah kebahagiaan kecil yang tidak bisa kusampaikan kepada siapapun. Dan betapa kini aku semakin memahami keajaiban dari satu kegiatan kecil : membaca, pada dasarnya sesungguhnya untuk menyelamatkan diriku sendiri dari bencana kecil itu: berhenti bertanya. 

Komentar

Postingan Populer