Ada pertanyaan besar yang saya tahu tidak mungkin bisa saya jawab sekarang, bagaimana caranya mendapatkan pernikahan langgeng?  Shit, rasanya tua banget mikirin pertanyaan ini, tapi mau gak mau, karena bentar lagi nikah, pertanyaan ini selalu muncul di kepala. Oh, bahkan sebenarnya pertanyaan itu masih ada lanjutannya lho, yaitu ...sampai akhirat? Ya, pernikahan yang tidak cuma berlangsung di bumi tapi juga berlanjut sampai urusan langit. Hal ini sudah pernah kami perbincangkan, yang kemudian berbuah beberapa poin seperti komunikasi dan toleransi. Saya tidak tahu apakah pasangan yang lain memikirkan pertanyaan ini menjelang pernikahan mereka, ataukah mereka sudah cukup disibukkan dengan berbagai persiapan dan perasaan yang buncah sehingga gak sempat lagi mikirin pertanyaan-pertanyaan ini? Tapi buktinya saya masih sempat, bahkan sering memikirkan hal ini, karena menurut saya ini pertanyaan yang penting banget untuk dicari jawabannya, lebih penting daripada cari dekor yang bagus dan murah atau cari bridal yang kainnya memenuhi selera ibu tapi harganya pas di kantong calon manten (malah curhat (lah kan memang ini tulisan curhatan  wkwk)). 

Sampai mana ya tadi

Oiya, sampai pertanyaan bagaimana. Saya masih yakin ilmu adalah salah satu faktor yang penting. Keduanya harus terus belajar, terutama mempelajari hal-hal tentang pasangannya. Bukan cuma belajar tentang apa yang disuka dan tidak disuka pasangan, tapi hal-hal mendasar tentang pasangan. Gara-gara ini saya jadi belajar tentang ukuran baju, celana, sepatu laki-laki, mulai benar-benar serius menghapal resep masakan, belajar memadupadankan warna yang cocok untuk setelan laki-laki, mencoba mengenal istilah-istilah akseseoris yang hanya dipakai laki-laki sehingga bisa tahu mana yang perlu punya dan ga perlu punya. Saya juga jadi mulai belajar lagi tentang kesehatan gigi, manajemen keuangan, dan belajar ilmu komunikasi dengan keluarga pasangan. Yang laki-laki tentunya jadi harus belajar tentang kebiasaan-kebiasaan perempuan, barang-barang perempuan, reproduksi perempuan, dan sarana kesehatan lainnya. Dan saya yakin hal ini akan terus berkembang sampai jauh hari nanti. Belajar terus, terus belajar. 

Tapi kalau ilmu adalah patokan hubungan bisa langgeng, seharusnya tidak ada perceraian di kalangan akademisi, profesional, dan orang-orang pintar lainnya. Sayangnya, hal itu banyak terjadi, maka selain ilmu harus ada akar lainnya yang menjaga bangunan ini agar tetap kuat. Meskipun belum menikah, cukup dengan berkaca pada pernikahan-pernikahan orang yang lebih tua, saya hampir yakin pada suatu waktu api itu akhirnya akan padam, kecuali bagi pasangan yang benar-benar diberi gift untuk mempertahankan nyalanya. Energi itu bukannya hilang, tapi berubah bentuk menjadi energi lain, yang dikenal sebagai komitmen dan tanggung jawab. 

Komentar

Postingan Populer