Di beranda

Lampu temaram di beranda rumah memandangi kita berdua. Hening menguasai udara. Kamu baru menyelesaikan ceritamu. Aku sibuk mencari-cari kata yang tepat untuk menanggapi dengan santun, tapi belum juga ketemu.
"Gimana mba, ceritaku drama banget kan?"
"Iyah"
"Hahaha" getir
"Hmh.. gimana ya"
"Masalahnya ini tentang nasibku ke depan"
"Kamu sudah tanya papamu atau ibu?"
"Papa masih sakit, ibu juga"
"Begini, karena beliau berdua sakit, dan pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab, daripada kalian menanggung kenyataan yang akan lebih buruk jadinya kalau tidak kamu ketahui kebenarannya, tidak bisakah itu jadi kekuatanmu untuk bertanya?"
Dia tidak menjawab. Airmatanya masih terus mengalir. 
Aku membiarkan keheningan membentang dan menguasai kita yang duduk hanya berselisih setengah meter.
"Mungkin sepertinya aku yang belum siap mendengar jawabannya mba"
Ia menyeka air matanya yang mengalir. Aku hanya bisa memeluknya. 

Komentar

Postingan Populer