Random Thought

Efek dari rendah diri itu besar. Seseorang bisa tidak menghargai lagi hidup dan kehidupan yang dikaruniakan kepadanya jika rasa rendah diri melanda. Bagian paling menyedihkan dari orang-orang yang merasa rendah diri adalah bahwa seringnya pelaku-pelaku yang membuat seseorang rendah diri itu datang dari orang di sekelilingnya, dari lingkungan terdekatnya. Kadang pelaku perundungan itu malah orang-orang yang seharusnya menjadi pilar-pilar tumbuhnya kepercayaan diri; orangtua, guru, saudara, keluarga. tetangga. Membanding-bandingkan anak pertama dengan kedua, memaksakan jalur pendidikan, hobi, bahkan karir anak, membedakan perlakuan anak lelaki dengan perempuan, membandingkan anak sendiri dengan anak tetangga, menjadikan kekurangan sebagai bahan bercandaan, dan seterusnya silakan tambahkan sendiri.  Banyak dan mudah sekali cara membully orang di negara ini. Bahkan tanpa kita sadari kadang kita pun termasuk juga jadi pelaku pembulian, ah mau diulang lagi? Baiklah, Membanding-bandingkan anak pertama dengan kedua, memaksakan jalur pendidikan, hobi, bahkan karir anak, membedakan perlakuan anak lelaki dengan perempuan, membandingkan anak sendiri dengan anak tetangga, menjadikan kekurangan sebagai bahan bercandaan, dan seterusnya silakan tambahkan sendiri. 

Dan tidak semua orang memiliki keberuntungan berupa pemahaman, kesadaran, dan keberanian dari perasaan dan mental yang terpuruk. Butuh kekuatan yang besar untuk bangkit dari rasa rendah diri, karena orang yang rendah diri bahkan merasa kalau kehadirannya di muka bumi adalah suatu kesalahan dan sesuatu yang tidak diinginkan. Bikin malu, bikin repot, gak bisa dibanggain. Setiap orang, bagaimanapun, punya hak untuk bangkit dan menjadi manusia yang percaya bahwa dirinya memiliki nilai, memiliki tempat yang baik, dan manfaat yang baik di bumi ini. Dan penyelamat dari rasa rendah diri salah satunya adalah ilmu. Terus belajar dan terus membaca, hingga suatu waktu pintu pemahaman terbuka bahwa setiap diri memiliki nilai dan potensi yang dapat dikembangkan. Ilmu juga lah yang akan menjadi lentera ke mana harus melangkah dan tindakan kecil apa yang harus dilakukan untuk memulai. Ilmu menjadi penguat ketika hati diliputi keraguan ketika sama sekali tak ada bahu untuk menopang dan tangan untuk digenggam. Ilmu adalah teman terbaik, dan tak harus selalu dikejar di gedung gedongan. Ilmu ada di mana-mana bagi siapapun yang mau belajar. Ilmu ada di cerita pengalaman dari para sesepuh, dari koran tua bekas pembungkus nasi kuning, dari internet, dari buku-buku. Baca, baca, baca, dan jemput kembali kepercayaan dirimu. 

Komentar

Postingan Populer