Akhir Juni

Semalam nangis lagi. Nangis yang kesekian kali karena alasan yang sebenarnya gak besar-besar banget. Persiapan ini membuat saya berkali lipat jadi makhluk yang sensitif. Sebenarnya airmata masih bisa ditahan, masih juga bisa berpikir jernih, tapi semalam saya memutuskan untuk melepaskan saja perasaan gak enak di hati supaya gak jadi beban. Masih banyak beban lain yang lebih penting untuk dipikirkan. Setelah menangis badan rasanya capek banget. Akhirnya memutuskan rehat, mandi, terus lanjut jahit. Laper. Akhirnya rehat makan, terus lanjut jahit lagi. Badan masih lemas, akhirnya jahitan saya tinggal begitu saja, masih lengkap semesin-mesinnya pun belum dimatikan. Baring-baring untuk meluruskan punggung sampai ketiduran. Jam 11 lewat sekian bangun dalam keadaan lampu kamar masih nyala, semua peralatan jahit masih berserakan. Tapi saya tinggal tidur lagi. Pagi bangun dengan kondisi badan lebih segar, perasaan juga enteng kembali, cuci muka, dan lanjut jahit lagi. Memang bulan ini target jahitan selesai.

Hari ini hari terakhir bulan Juni. Seperti biasa, setiap bulan selalu bawa kejutannya masing-masing. Bulan ini lumayan banyak senang dan sedihnya juga. Tapi memang harus diakui bulan ini terasa jauh lebih emosional daripada sebelumnya. Sudah ga terhitung berapa kali nangis. Nangis yang receh, sampai yang benar-benar karena ada masalah. Bahkan ngobrol sama mas di pinggiran pelabuhan semayang yang ramai pun bisa sampai berurai air mata. Jadi cengeng, tapi sekaligus jadi lebih kuat. Di atas semua masalah, hal yang paling saya syukuri adalah komunikasi kami yang sangat lancar. Saya pun gak menyangka bisa selancar dan seterbuka ini. Belum, belum dalam tahap yang sangat terbuka sampai segala-galanya diceritakan, masih ada batas-batas yang harus di keep masing-masing, tapi menyadari bahwa kami menghadapinya berdua, gak sendirian, membuat perasaan ini lega. Akhirnya saya benar-benar punya teman yang bisa diajak diskusi banyak hal, akhirnya saya punya teman yang benar-benar mau saling menjaga supaya kita berdua sama-sama baik. 

Jadi ingat kemarin sempat baca quote, isinya kurang lebih : ketika ada masalah, ingatlah bahwa bukan berarti kamu melawan dia, tetapi kamu dan dia melawan masalah itu. 

Iya, itu intinya. Aku dan dia, melawan semua masalah. Yang datang dari sisi aku, maupun dia. Yang datang dari sisi manapun.

* * *

Bulan Juni berakhir dengan hujan deras. Sabtu-sabtu begini masih masuk kantor setengah hari. Pagi ini menyempatkan blog walking, mencari kabar dari yang tidak bisa tersampaikan secara langsung. Cukup terkejut mendapati banyak juga yang update blognya. Membaca tulisan teman-teman satu per satu, dan rasanya ingin menangis, ingin memeluk, ingin bilang kalau semua akan baik-baik saja, semua akan terlewati, dan semua akan berbalas dengan balasan yang baik di waktu yang tepat. Pernyataan klasik, tapi bermakna besar kalau disampaikan dari hati oleh orang yang peduli. Karena inilah saya suka membaca. Meskipun terjebak hanya di dalam rumah dan kantor, membaca membuat saya tetap waras dan sadar, bahwa semua masalah yang dihadapi ini hanyalah harus dihadapi secukupnya saja, tidak perlu diratapi, dan jangan sampai menyedot semua energi. Belajar terus mengendalikan diri, belajar terus meluruskan niat, belajar terus berprasangka baik. Sadar kalau masalah yang sedang dihadapi bukan satu-satunya masalah di dunia ini. Dalam hidup kita, orang-orang yang dekat dengan kita, bahkan yang kadang membuat kita sebel, sebenarnya sedang menanggung masalahnya masing-masing. Kita gak sendirian. Gak pernah sendirian. Dan gak pernah benar-benar sesusah itu. Membaca memotivasi saya untuk selalu belajar jadi perempuan yang bersyukur, perempuan yang yakin, perempuan yang tahu apa yang dimau, tahu apa yang harus dikerjakan, tahu siapa yang boleh didengar, dan siapa yang harus dicuekin aja. Membaca, menguatkan saya dalam banyak hal.

Bulan Juni berakhir dengan semakin banyak undangan berdatangan. Satu per satu. Sudah tersiar kabar, Juli si itu nikah, Agustus si anu nikah,  bulan depannya lagi si ono, bulan depannya lagi... sampai habis tahun. Sementara itu semakin banyak juga cerita-cerita tentang orang sakit, tentang teman lama orangtua yang meninggal, tentang siapa yang sedang menghadapi cobaan apa. Setiap orang sama-sama sedang berjuang, berkompromi lagi dan lagi, banting tulang, berdoa, dan mengatasi masalahnya sampai habis-habisan. Setiap orang sedang melanjutkan hidup dengan sebaik-baiknya cara yang mereka pahami, yang mereka sanggup jalani. 

Komentar

Postingan Populer