kenapa ya

Kenapa kita sulit menjaga lisan agar jangan sampai menyakiti hati orang lain?
Atau mungkin pertanyaannya harus diganti,
Kenapa kita tidak bisa jadi orang yang cukup peka untuk menentukan apakah pernyataan dan pertanyaan kita bisa menyakiti orang lain atau tidak?

Perasaan saya memang sedang sensitif berkali lipat beberapa waktu belakang ini.
Tetapi, pertanyaan ini sebenarnya sudah ada jauh sebelum itu.
Pertanyaan tentang mengapa orang-orang sulit sekali menjaga lisannya sendiri.
Kenapa orang suka tanya kapan nikah, kapan punya anak, kenapa anaknya ga masuk sekolah ini, kenapa anaknya ga kuliah di jurusan itu, kenapa lulusan tertentu ga kerja sesuai bidangnya, dan kenapa kenapa yang lain.
Kenapa orang suka membahas yang tidak kita punya daripada mensyukuri bersama-sama apa yang kita punya, apa yang kita kerjakan, apa yang kita capai.
Kenapa orang bisa santai sekali meledek dan merendahkan.

Saya memang manusia yang punya selera humor rendah tapi, saya masih bisa membedakan mana pertanyaan yang bisa dipakai buat guyonan dan mana yang seharusnya tidak. Mana yang jika guyonannya murni maka saya akan tertawa lebar, mana yang jika benar-benar menyebalkan maka saya akan menanggapinya tanpa ekspresi bahkan menyerang balik dengan pernyataan tanda ketidaksetujuan.

Saya memang orang yang gak asik dan gak santai buat orang-orang yang sumber kebahagiaanya didapat dari mencari-cari kekurangan orang lain untuk ditertawakan.



Komentar

Postingan Populer